Menteri Prabowo Bakal Bertemu, Bahas Strategi Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan keterangan pers pada pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
22/10/2024, 18.07 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pembahasan mengenai sumber pertumbuhan ekonomi baru akan segera dilakukan. Sebab, Presiden Prabowo Subianto sudah menetapkan target pertumbuhan ekonomi baru hingga 8%.

“Nanti kita para menteri akan rapat koordinasi. Mana saja yang akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang baru,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Selasa (22/10).

Meski begitu, pertumbuhan ekonomi 8% bukan merupakan target pemerintah pada 2025. Airlangga menyebut target pertumbuhan ekonomi masih berkisar 5% pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. 

Untuk itu, pemerintah akan mempersiapkan berbagai strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. “Untuk menuju 8% ada program, ini sedang dipersiapkan,” ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa didorong oleh investasi, membuka pasar ekspor yang lebih luas, dan peningkatan program insentif. 

Perlu Mencari Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru

Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono mengatakan, Indonesia perlu memanfaatkan potensi mesin pertumbuhan baru seperti ekonomi digital dan hijau. Apalagi, aset terbesar Indonesia melalui investasi sumber daya manusia (SDM) lewat pendidikan, keterampilan, dan kesehatan akan menjadi landasan bagi tenaga kerja masa depan yang produktif dan inovatif.

“Kita harus menekankan peran inovasi teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Merangkul transformasi digital dan mendorong inovasi akan memungkinkan kita bersaing secara global dan membuka peluang baru bagi semua. Keberlanjutan juga merupakan kuncinya,” kata Thomas pada Rabu (2/10). 

Thomas menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga harus inklusif dan ramah lingkungan. Hal itu dilakukan melalui kebijakan yang mempromosikan kesetaraan sosial, melindungi sumber daya alam dan mengatasi perubahan iklim.

Untuk mencapai target tersebut, perlu kolaborasi secara luas baik di ASEAN maupun global. Sebab, Asia Tenggara akan menjadi mesin utama pertumbuhan global. “Hubungan erat presiden terpilih dengan para pemimpin regional akan semakin memperkuat posisi Indonesia di ASEAN.

"Melalui kerja sama di dalam negara dan seluruh kawasan ASEAN, kita dapat memanfaatkan kekuatan kolektif dan mengatasi tantangan bersama,” ujar Thomas.

Reporter: Rahayu Subekti