Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menyiapkan anggaran untuk program swasembada beras yang saat ini sudah digaungkan Presiden Prabowo Subianto. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan Prabowo sudah mencanangkan swasembada beras sudah bisa dicapai dalam jangka waktu lima tahun.

Meskipun begitu, Anggito memastikan anggaran yang disiapkan akan dilakukan secara bertahap. "Step by step lah, satu juta (hektare sawah) dulu, kami akan siapkan anggarannya. Kemudian tiga juta hektare," kata Anggito dalam acara Rapat Terbuka Senat: Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi UGM Tahun 2024, dikutip Selasa (29/10).

Anggito menyampaikan bahwa pembangunan sawah untuk mencapai swasembada beras sudah dilakukan. Bahkan, satu juta hektare sawah sudah dibangun di Maluku. "Saya sudah lihat sendiri fotonya juga sudah ada suatu integrated ecosystem yang sangat bagus," ujar Anggito.

Menurut Anggito, jika Indonesia membangun tiga juta hektare sawah, maka Indonesia akan menjadi penghasil beras terbesar di dunia. Dengan begitu, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. "Ini memastikan kita untuk cukup menghidupi rakyat kita melalui pangan dan produk yang ada. Ini sudah disiapkan," kata Anggito.

Prabowo Prioritaskan Program Swasembada Pangan

Prabowo sempat menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi dalam pidato perdananya usai dilantik menjadi presiden pada Minggu (20/10). Prabowo menyatakan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu yang singkat di tengah ketidakpastian global saat ini. 

Dalam kondisi krisis global, menurut Prabowo, tidak ada negara yang akan memprioritaskan penjualan komoditas penting seperti pangan. “Karena itu, tidak ada jalan lain, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” kata Prabowo.

Prabowo optimistis Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan. Dia bahkan yakin Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

“Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat empat sampai lima tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya. 

Reporter: Rahayu Subekti