BPS Umumkan Inflasi Oktober, Deflasi Berlanjut?

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pedagang melayani konsumen di Pasar Tebet Barat, Jakarta. Badan Pusat Statistik atau BPS akan mengumumkan data inflasi Oktober 2024 hari ini Jumat (1/11).
1/11/2024, 08.46 WIB

Badan Pusat Statistik atau BPS akan mengumumkan data inflasi Oktober 2024 hari ini. Sejumlah ekonom memiliki pandangan berbeda perihal apakah tren akan berlanjut setelah lima bulan berturut-turut Indonesia mencatatkan deflasi.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, memprediksi Indonesia akan deflasi secara bulanan pada Oktober 2024 masih akan terjadi.

"Prediksi saya kemungkinan besar masih deflasi di Oktober meskipun lebih tipis dibandingkan September 2024 secara bulanan," kata Faisal kepada Katadata.co.id, Jumat (1/11).

Berdasarkan data BPS, deflasi pada September 2024 tercatat mencapai 0,12% secara bulanan. Faisal memproyeksikan deflasi pada Oktober 2024 tipis pada kisaran 0,2% hingga 0,6% secara bulanan. Faisal mengatakan secara pola tahunan di setiap Oktober, inflasi selalu rendah.

"Inflasi rendah di tahun sebelumnya juga begitu. Di tahun sebelum pandemi juga begitu," ujar Faisal.

Terlebih saat ini menurut Faisal, daya beli dari sisi demand juga masih melemah sehingga deflasi diproyeksikan masih akan berlanjut. Faisal memperkirakan inflasi baru akan terjadi pada November 2024 dan semakin tinggi pada akhir tahun ini.

"Ini karena dorongan demand menjelang libur natal dan tahun baru. Selain itu biasanya pola tahunan begitu mulai naik pada November dan puncaknya Desember," kata Faisal.

Deflasi Berturut Bisa Berakhir pada Oktober 2024

Berbeda dengan Faisal, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan deflasi beruntun selama lima bulan akan berakhir pada Oktober 2024. Josua memproyeksikan inflasi akan terjadi pada Oktober 2024.

Josua mengatakan indeks harga konsumen atau IHK pada Oktober 2024 diperkirakan mengalami inflasi bulanan sebesar 0,03%.

"Ini menandai berakhirnya deflasi selama lima bulan berturut-turut," kata Josua.

Hal itu dikarenakan peningkatan pasokan dari panen baru-baru ini mulai berkurang. Begitu juga dengan adanya perkiraan kenaikan harga makanan yang menjadi faktor utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024.

Josua juga memproyeksikan inflasi harga bergejolak, yang sebagian besar terdiri dari bahan makanan akan mencatat tingkat inflasi bulanan 0,19%. Selain itu, sebagai akibat dari penurunan harga bahan bakar non-subsidi dan harga tiket pesawat, inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah diperkirakan mencatat deflasi bulanan 0,44%.

Josua mengatakan adanya moderasi biaya pendidikan yang terjadi baru-baru ini dan terus berlanjut. Hal ini menyebabkan inflasi inti diperkirakan turun menjadi 0,14% secara bulanan.

"Perkiraan ini menunjukkan bahwa inflasi kumulatif dari Januari hingga Oktober 2024 akan menjadi sekitar 0,77%, penurunan yang signifikan dari 1,89% pada periode yang sama 2023," ujar Josua.

Josua memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan tetap berada di bawah titik tengah kisaran target. Tingkat inflasi IHK tahunan diproyeksikan kembali melandai menjadi 1,67% secara tahunan pada Oktober 2024. Sementara itu, inflasi IHK inti tahunan diperkirakan akan tetap stabil pada level 2,09% secara tahunan.

"Hal ini mengingat penurunan harga energi dan pangan global yang sedang berlangsung," kata Josua. 

Reporter: Rahayu Subekti