Pemerintah Kaji Subdisi BBM Jadi BLT, Besaran Kompensasi Masih Dihitung

ANTARA FOTO/Fauzan/nym.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 di Kantor Kemeko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11/2024). Airlangga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 lebih baik dibandingkan di sejumlah negara sejawat di tengah meningkatnya tensi geopolitik global, belum pastinya hasil pemilu AS dan pelemahan daya beli kelas menengah, meskipun terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dari 5,
6/11/2024, 05.36 WIB

Pemerintah terus mengkaji dan memperdalam formula subsidi energi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik melalui bantuan langsung tunai (BLT) ke masyarakat agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran. Salah satu yang masih dikaji soal perhitungan kompensasi. 

"Pemerintah sedang memperdalam dan sedang menghitung langkah kompensasi apa yang mau dilakukan. Usulan ini diharapkan bisa dalam bentuk yang langsung ke masyarakat. Dan pemerintah sedang melakukan kajian," kata Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/11).

Menurut Airlangga, subsidi energi menjadi salah satu perhatian dari Presiden Prabowo Subianto agar daya beli kelas menengah tidak mengalami penurunan.

Kaji Dampak BLT ke Inflasi dan Daya Beli

Senada dengan itu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu mengatakan pihaknya turut memberi masukan terkait beberapa opsi subsidi energi lewat bantuan langsung.

Menurut Mari Elka, formula subsidi lewat BLT harus dikaji terlebih dahulu terkait dampak terhadap inflasi, daya beli, industri yang berkaitan dan terutama kemampuan APBN.

"Ini semua harus dihitung secara menyeluruh untuk menganalisa opsi mana yang paling baik. Dan kapan dilakukan, apakah sekaligus, apakah bertahap, itu semua kan mempunyai konsekuensi yang berbeda," kata Mari Elka.

Saat ditanya lebih lanjut soal bantuan tunai, Mari Elka menekankan bahwa tujuan dari penyaluran subsidi itu untuk membantu masyarakat yang berpendapatan rendah dan agar bantuan tersebut tepat sasaran.

Berbagai opsi dari subsidi tersebut juga bermacam-macam, baik melalui penyesuaian harga yang lebih rendah untuk masyarakat penerima manfaat, atau bantuan tunai secara langsung, maupun kombinasi dari keduanya.

Ia juga mengingatkan bahwa bantuan itu tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah, tetapi juga masyarakat rentan miskin dan kelas menengah.

"Program stimulus ini untuk mempertahankan daya beli, sampai kita bisa meningkatkan pertumbuhan. Kalau pertumbuhan naik, seharusnya semua akan terbantu dengan pekerjaan dan pendapatan. Tapi sementara ini kita harus menjaga pertumbuhan dengan menjaga daya beli," kata dia.

Reporter: Antara