Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal menaikan tarif impor kepada Cina, Meksiko, dan Kanada pada hari pertama setelah dilantik pada 20 Januari 2025. Dia akan mengenakan tarif impor barang yang berasal dari Meksiko dan Kanada hingga 25%.
Sementara dengan Cina, Trump akan menerapkan tarif tambahan. “Kami akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada Cina,” kata Trump dikutip dari BBC, Kamis (28/11).
Ancaman tersebut menandai peningkatan ketegangan dengan tiga mitra dagang utama AS. Hal tersebut juga dapat menyebabkan kenaikan harga yang lebih tinggi bagi warga AS karena tarif tersebut berlaku dalam bentuk pajak atas impor.
Saat ini, AS merupakan importir terbesar di dunia. Menurut data resmi, Cina, Meksiko, dan Kanada menyumbang sekitar 40% dari total impor atau mencapai US$ 3,2 triliun.
Trump juga dikabarkan sudah membahas rencana tarif impor dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau melalui sambungan telepon selama 10 menit. Sumber BBC menyebut, keduanya membahas perdagangan dan keamanan perbatasan.
Selama melakukan pembahasan, Trudeau menunjukkan jumlah migran yang melintasi perbatasan Kanada jauh lebih kecil dibandingkan dengan perbatasan AS-Meksiko,
Sementara pemerintah Meksiko menyatakan bahwa mereka merupakan mitra dagang utama Amerika Serikat. Bahkan, perjanjian perdagangan multilateral Meksiko, AS, dan Kanada terdapat kerangka bagi investor nasional dan internasional.
Bisa Menganggu Rantai Pasok Global
Kebijakan Trump ini dinilai berpotensi menyebabkan gangguan pada rantai pasok global. Selain itu juga akan berdampak buruk kepada ketiga negara yang menjadi sasaran kenaikan tarif impor dari AS.
Trump memastikan, tarif tersebut akan tetap berlaku bagi Meksiko dan Kanada hingga kedua negara ini berhasil memberantas narkoba, khususnya fentanil. Selain itu juga menghentikan migran yang melintasi perbatasan secara ilegal,
Fentanil merupakan bahan obat yang digunakan sebagai analgesik dan obat bius jika diberikan bersamaan dengan obat lain. Obat ini juga digunakan untuk tujuan kesenangan yang dicampur dengan heroin, kokain, atau metamfetamin.
“Meksiko maupun Kanada memiliki hak dan kekuasaan mutlak untuk dengan mudah menyelesaikan masalah yang telah lama membara ini. Sudah saatnya mereka membayar harga yang sangat mahal,” ujar Trump.
Sementara itu, Trump mengancam Cina dengan memberikan tarif tambahan karena Negara Tirai Bambu ini gagal menepati janjinya untuk memberi hukuman mati bagi orang-orang yang tertangkap mengedarkan fentanil.
Juru Bicara Kedutaan Besar Cina, Liu Pengyu memastikan juga sudah melakukan komunikasi dengan AS, khususnya mengenai operasi anti narkotika tersebut.
“Gagasan Cina dengan sengaja membiarkan fentanil mengalir ke Amerika Serikat sepenuhnya bertentangan dengan fakta dan realitas,” kata Liu Pengyu dikutip dari CNN Global,
Berkaitan dengan tarif impor yang dikenakan AS ke Cina, Liu Pengyu menyatakan kerja sama AS dan Cina saling menguntungkan. “Tidak ada yang akan memenangkan perang dagang atau perang tarif,” ujar Liu Pengyu.