Rupiah Diprediksi Menguat, Peluang Penurunan Suku Bunga The Fed Beri Angin Segar
Sejumlah ekonom memproyeksikan peluang penguatan rupiah masih akan berlanjut pada hari ini. Penguatan rupiah bakal dipicu oleh peluang penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang semakin besar.
“Dolar AS terpantau masih terkoreksi oleh meredanya ketegangan di Timur Tengah,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).
Lukman memperkirakan dolar AS masih akan terkoreksi karena peluang pemangkasan suku bunga The Fed. Bahkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2024 meningkat.
Dengan faktor tersebut, rupiah bakal terkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah absennya data-data penting ekonomi AS. Selain itu, AS juga memasuki masa liburan Thanksgiving.
“Rupiah akan berkisar pada level Rp 15.800 per dolar AS hingga Rp -15.900 per dolar AS,” ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat Rp 15.843 per dolar AS. Level ini menunjukan peningkat 28 poin atau 0,18% per dolar AS.
Pendekatan Fiskal AS yang Hati-hati
Sementara Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana memproyeksikan penguatan rupiah pada level Rp 15.750 per dolar AS hingga Rp 15.950 per dolar AS.
Ada beberapa faktor yang akan memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Salah satunya ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa yang sudah mulai mengecil.
Selain itu, pergerakan dolar AS yang melemah juga akan memengaruhi nilai tukar rupiah hari ini. “Penurunan indeks dolar AS yang berlanjut seiring ekspektasi pendekatan fiskal Amerika Serikat yang hati-hati,” ujar Fikri.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, juga memproyeksikan penguatan rupiah seiring dengan turunnya indeks dolar AS. Pelemahan indeks dolar AS dipicu peningkatan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember menjadi sekitar 70% dari sebelumnya 59%.
“Kenaikan peluang ini terjadi setelah data inflasi AS PCE Price Index yang dirilis dua hari lalu menunjukkan tingkat inflasi yang stabil di bawah 2,5% sehingga pasar memperkirakan inflasi masih berpeluang turun lagi,” kata Ariston.
Ariston memproyeksikan penguatan rupiah hari ini pada level Rp 15.820 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS. Penguatan ini dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.900 per dolar AS.