Prabowo Punya Kementerian Baru, Kemenkeu akan Tambah Anggaran di APBN 2025

Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
12/12/2024, 18.18 WIB

Presiden Prabowo Subianto menambah jumlah kementerian dan lembaga (K/L) baru pada pemerintahannya. Hal ini memicu anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN semakin membengkak.

“Untuk 2025, masing-masing kementerian dan lembaga ada tambahan anggaran,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam konferensi pers APBN KiTA Edisi Desember 2024, Rabu (11/12).

Berkaitan dengan penambahan anggaran ini, Kemenkeu sudah menerima banyak usulan dari sejumlah K/L baru. “Sedang ditelaah tetapi proses penambahan anggaran K/L kami lakukan secara formal,” ujar Isa.

Saat ini, dalam APBN 2025 yang sudah disepakati pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akan ada defisit mencapai Rp 616,2 triliun. Angka ini dapat dikatakan memiliki porsi 2,53% dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit ini terjadi dikarenakan target pendapatan negara pada 2025 ditetapkan Rp 3.005,1 triliun, sedangkan belanja negara hingga Rp 3.621,3 triliun.

Jumlah Menteri Prabowo Melebihi AS dan Cina

Prabowo memiliki menteri dalam kabinetnya sebanyak 48 orang wakil menterinya mencapai 55 orang. Saat era Jokowi di Kabinet Indonesia Maju, jumlah menteri yang dibentuk hanya 34 orang dengan jumlah wakil menteri 18 orang.

Jika dibandingkan negara besar lain, jumlah menteri di Indonesia bahkan lebih gemuk. Lembaga riset Center of Economic and Law Studies atau Celios menyoroti alasan Prabowo membuat anggota kabinet lebih gemuk dibandingkan sebelumnya.

Prabowo sebelumnya beralasan sebagai negara besar, Indonesia memerlukan banyak menteri untuk mengelola pemerintahan secara efektif. “Namun, argumen ini perlu dipertimbangkan dengan melihat komparasi konteks internasional,” kata peneliti Celios, Achmad Hanif Imaduddin pada 17 Oktober 2024.

Amerika Serikat menjadi negara dengan produk domestik bruto atau PDB  terbesar pada 2024. Berdasarkan data Dana Moneter Internasional atau IMF, AS menjadi negara terkaya dengan total PDB tertinggi pada 2024 mencapai US$ 28,78 triliun atau meningkat 2,7% dibandingkan sebelumnya.

Kekayaan ekonomi AS itu setara  Rp 458,7 kuadriliun jika menggunakan kurs JISDOR per 12 Desember 2024 Rp 15.939 per dolar AS. Negara ini memiliki populasi penduduk sekitar 346 juta orang tapi hanya memiliki 15 eksekutif departemen setingkat kementerian.

Cina menjadi negara kedua dengan jumlah PDB paling besar pada 2024 mencapai US$ 4,59 triliun atau naik 0,2% dari tahun sebelumnya. Angka ini setara dengan Rp 73.160,0 triliun jika menggunakan kurs JISDOR per 12 Desember 2024.

Saat ini Cina masih menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia yang mencapai lebih dari 1,4 miliar penduduk. Namun dengan banyaknya populasi dan skala PDB cukup besar, Cina hanya memiliki 21 kementerian saja.

Reporter: Rahayu Subekti