Rupiah Terancam Melemah Akibat Penggeledahan Kantor BI oleh KPK

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.
18/12/2024, 09.27 WIB

Sejumlah analis memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini masih akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya dipicu penggeledahan kantor Bank Indonesia (BI) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bisa memengaruhi pergerakan rupiah meski tak signifikan. 

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai penggeledahan kantor BI itu tidak berkaitan dengan kebijakan moneter. Namun, sedikit banyak bisa mengganggu konsentrasi BI untuk mengelola kebijakannya.

“Jadi sedikit banyak bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah paling tidak hingga permasalahannya jelas,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (18/12).

BI kemungkinan mempertahankan suku bunga acuan meski Bank Sentral AS atau The Fed akan memangkas suku bunga pada Kamis (19/12). Ariston mengatakan, pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan BI untuk menahan suku bunga acuan. 

Saat ini pergerakan dolar AS juga mengalami kenaikan dibandingkan pagi sebelumnya yaitu 106,92 versus 106,77. Hal ini menunjukkan dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.

Terlebih, data penjualan ritel AS naik dari 0,5% menjadi 0,7% pada pada November 2024. Realisasi ini menunjukan ekonomi AS masih bagus dan sektor ritel masih menopang pertumbuhan.

“Ini tentunya menambah ekspektasi bahwa The Fed bisa tidak memangkas suku bunga dalam waktu yang lebih lama sesudah Desember 2024 sehingga membantu penguatan dolar AS,” ujar Ariston.

Ariston memproyeksikan rupiah pada hari ini masih bergerak di atas Rp 16.000 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 16.100 per dolar AS dan support di sekitar Rp 16.000 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.03 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.088 per dolar AS. Level ini meningkat 12,5 poin atau 0,08% dari penutupan sebelumnya.

Pasar Masih Menunggu Pengumuman The Fed

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memproyeksikan pelemahan rupiah ke level Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS,” kata Fikri.

Fikri menjelaskan, saat ini investor masih menanti pengumuman hasil pertemuan The Fed pada dini hari besok. Begitu juga dengan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada siang ini.

Sementara itu, Fikri menilai penggeledahan kantor Bank Indonesia juga akan memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. “Ada sentimen negatif dengan diperiksanya BI oleh KPK,” ujar Fikri.

Sementara Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan rupiah masih akan berkonsolidasi terhadap dolar AS. Investor juga cenderung wait and see menjelang pertemuan BI pada siang ini dan The Fed pada besok.

“Penggeledahan KPK mungkin akan memengaruhi pergerakan rupiah tapi tidak akan signifikan. Rupiah hari ini akan berada pada level Rp 16.050 hingga Rp 16.150 per dolar AS,” kata Fikri.

Reporter: Rahayu Subekti