Kebijakan pemerintah yang ingin menaikan pajak pertambahan nilai atau PPN dari 11% menjadi 12% menuai respons negatif dari berbagai kalangan. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, hal ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
“Komentar negatif terhadap kebijakan kenaikan PPN yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah hari ini,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (23/12).
Meski begitu, Ariston mengatakan terdapat peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ariston menjelaskan, indeks dolar AS bergerak pada pagi ini bergerak di bawah level pada akhir pekan lalu yaitu 107.80 versus 108.40.
Menurutnya, penurunan indeks dolar AS terjadi setelah data indikator inflasi AS yang dirilis pada Jumat pekan lalu. Core PCE Price indeks pada November 2024 secara bulanan tercatat di bawah kenaikan bulan sebelumnya yaitu 0,1% versus 0,3%.
“Reaksi dolar AS terhadap hasil data inflasi AS ini bisa berdampak pada penguatan rupiah hari ini. Potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp 16.100 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.200 per dolar AS,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.176 per dolar AS. Level ini menurun 45 poin atau 0,28% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senada dengan Ariston, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga memprediksi penguatan rupiah hari ini. Lukman menjelaskan, rupiah berpotensi kembali menguat oleh pelemahan dolar AS setelah data ekonomi AS yang menunjukkan kenaikan pada inflasi inti PCE AS.
“Rupiah hari ini akan berkisar pada level 16.150 per dolar AS hingga 16.250 per dolar AS,” kata Lukman.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah pada hari ini. “Harapannya rupiah hari ini bisa terapresiasi kembali ke level Rp 16.080 per dolar AS hingga Rp 16.280 per dolar AS,” ujar Fikri.
Fikri mengharapkan, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga bisa berdampak positif terhadap penguatan rupiah hari ini. Fikri mengatakan kenaikan yield SRBI bisa mendorong aliran modal masuk asing ke Indonesia.