BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025, Kini di Kisaran 4,7%-5,5%

Katadata
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%. Hal ini disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) di Jakarta, Rabu (15/1).
15/1/2025, 15.37 WIB

Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025. Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mematok target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,8%-5,6%.

Bank sentral kemudian merevisi proyeksi tersebut. “Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai kisaran 4,7%-5,5%,” ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI pada Januari 2025, Rabu (15/1).

Meski begitu, ia menekankan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih tumbuh baik, meskipun cenderung lebih rendah dibandingkan dengan estimasi awal. “Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7%-5,5%,” kata Perry.

Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Perry menjelaskan bahwa beberapa faktor menjadi penyebab perlambatan tersebut. Salah satunya adalah kinerja ekspor yang diperkirakan lebih rendah akibat melambatnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat (AS).

Selain itu, konsumsi rumah tangga juga diprediksi melemah, khususnya pada golongan menengah ke bawah. “Hal ini berkaitan dengan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” kata Perry.

Dorongan investasi swasta juga belum menunjukkan penguatan signifikan. Menurut Perry, hal ini terjadi karena kapasitas produksi yang ada dinilai masih cukup untuk memenuhi permintaan, baik domestik maupun ekspor.

Dalam upayanya menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya.

“Upaya tersebut dilakukan melalui optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran,” ujar Perry.

Selain itu, BI juga mendukung program-program pemerintah yang tercakup dalam kerangka Asta Cita, seperti ketahanan pangan, pembiayaan ekonomi, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital.

Perry menegaskan komitmen Bank Indonesia dalam mendukung langkah-langkah pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

“Kami terus bersinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk memastikan stabilitas ekonomi dan memperkuat fondasi transformasi ekonomi Indonesia,” ujarnya. 

Reporter: Rahayu Subekti