Tiga Faktor Utama Dorong Ringgit Malaysia Tembus Level Tertinggi
Ringgit Malaysia terus menunjukkan performa impresif dan kini mendekati level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Penguatan ini tidak terjadi tiba-tiba, melainkan didorong oleh tiga faktor utama yaitu kombinasi fundamental domestik yang solid, perubahan kebijakan perdagangan global, serta derasnya minat investor asing.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai kekuatan ringgit sangat ditopang oleh fondasi ekonomi Malaysia yang stabil. Menurutnya, cadangan devisa kuat, pertumbuhan ekonomi terjaga, surplus neraca dagang konsisten, foreign direct investment (FDI) mengalir masuk, dan suku bunga acuan dipertahankan stabil oleh Bank Negara Malaysia.
“Semua itu mendukung sentimen positif bagi investor,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (14/11).
Dari sisi eksternal, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyoroti peran kebijakan tarif 0% dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ikut menguntungkan Malaysia.
“Tarif nol ini mendorong ekspor Malaysia dan otomatis memperkuat prospek pertumbuhan ekonominya. Sementara Indonesia masih dalam proses negosiasi," kata Ariston.
Momentum Ekonomi yang Menguat
Mengutip Bloomberg, sejumlah analis menyebut ringgit menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia, ditopang oleh meningkatnya momentum ekonomi dalam negeri. Hal ini mendorong investor asing kembali memborong obligasi Malaysia sepanjang tahun ini dan memperkuat nilai tukarnya.
“Sentimen ringgit tetap positif. Momentum telah terbangun,” tulis para ahli strategi Maybank yang dipimpin Saktiandi Supaat dalam sebuah catatan.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada kuartal III 2025 bahkan melampaui ekspektasi, didorong rebound permintaan global atas barang ekspor. Bank Negara Malaysia yang mempertahankan suku bunga menunjukkan kepercayaan pada ketahanan ekonomi domestik, membuat ringgit menguat lebih dari 8% sepanjang tahun ini.
Senior Ahli Strategi BNY Wee Khoon Chong menilai penguatan ringgit masih memiliki ruang untuk terus berlanjut karena valuasinya tetap menarik. Penguatan ini dinilai sejalan dengan pemulihan setelah periode pelemahan tajam pada 2021–2023.
Dengan kombinasi fundamental kokoh, permintaan ekspor yang kembali kuat, kondisi global lebih ramah, hingga kebijakan tarif yang memberi angin segar, ringgit sedang berada dalam momentum emasnya. Jika tren ini berlanjut, Malaysia berpeluang mempertahankan posisinya sebagai salah satu pasar keuangan paling menarik di Asia.