Hitungan Sementara BI soal Dampak Ekonomi Bencana Sumatera: PDB Minus 0,017%

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Kondisi kerusakan akibat banjir di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Aceh, Kamis (11/12/2025).
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
18/12/2025, 11.45 WIB

Bank Indonesia telah menghitung dampak dari bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan penghitungan ini dilakukan dengan mempertimbangkan hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari terakhir akibat bencana tersebut.

Ia mengakui bencana itu membuat perekonomian bergerak negatif. "Tapi ini masih perhitungan sementara. Dalam produk domestik bruto  setahun ini perkiraannya minus 0,017%,” kata Aida dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulanan Desember 2025 di Jakarta, Rabu (18/12).  

Penghitungan dampak bencana, ia akui, cukup kompleks karena tidak hanya melihat dampak ekonomi tapi sosial dan lainnya. Bahkan dalam perhitungan dampak ekonomi itu banyak dimensi yang harus diperhatikan. “Seperti hilangnya nilai aset, kemudian juga produktivitas atau tentunya ekonomi, serta adanya upaya positif terkait rekonstruksi bencana,” ujarnya.  

Dengan memperhatikan hal tersebut, BI masih akan berkoordinasi untuk melihat data yang lebih lengkap ke depan dalam menghitung dampak ekonomi dari bencana banjir dan longsor di Sumatera.

Inflasi Berpotensi Tinggi

Terkait dampak terhadap inflasi, Aida menyatakan BI masih terkendala melihat secara langsung ke tiga provinsi tersebut. Bank sentral masih menunggu survei dari Badan Pusat Statistik. 

BI juga memiliki survei pemantauan harga. “Baru pada minggu pertama proyeksinya (inflasi) kelihatannya memang sedikit lebih tinggi.  Tetapi barang-barang, seperti beras, telur ayam, bawang, yang menjadi penyebab tingginya volatile food di bulan kemarin sudah mengalami perbaikan,” ujarnya.

Aida mengatakan inflasi harga yang lebih tinggi memang terlihat untuk daging ayam ras dan cabai rawit. Namun secara keseluruhan inflasi ini hanya berada sedikit di atas titik tengah target inflasi yakni 2,5%.

“Penguatan kawalan tentunya akan kami terus lakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti