Pidato Tahunan di Tengah Riuh Politik

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Arief Kamaludin
18/8/2018, 08.46 WIB

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sehari menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia, Kamis kemarin Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan pidato di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hanya, kali ini ada nuansa yang cukup berbeda lantaran ia juga menjadi calon presiden yang akan bertarung pada pemilihan tahun depan (Pilpres 2019).

Sebagian pengamat menilai mantan Walikota Solo itu akan berbicara cukup banyak mengenai masalah politik dalam acara konvensi ketatanegaraan tersebut. Namun, rupanya Jokowi hanya menyinggung sedikit, tak hanya soal Pilpres, juga pemilihan kepala daerah.

(Baca: Di Hadapan DPR, Jokowi Sampaikan Ambisi Jadi Negara Maju).

Menurutnya, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sekaligus negara demokrasi terbesar keempat, berhasil lepas dari ketakutan atas ancaman instabilitas dan kekerasan politik dalam setiap regenerasi kepemimpina. Pemilihan pemimpin serentak di 101 daerah pada 2017 dan 171 daerah di tahun ini terlaksana dengan aman. “Saya yakin, dengan pengalaman yang panjang dalam berdemokrasi, pemilu legislatif dan presiden di 2019 akan aman, damai, dan demokratis,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-73 menjadi momentum untuk mengingat kembali semangat persatuan para pendiri bangsa, perintis, dan pejuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. “Saat itu, semua anak-anak bangsa menyingkirkan perbedaan politik, suku, agama ataupun golongan, hanya untuk mewujudkan Indonesia merdeka,” ujarnya.

(Baca: Di Sidang Tahunan, Ketua MPR Soroti Gejolak Harga Bahan Pangan).