Mainan Kayu, Bertahan Di Tengah Gempuran Mainan Plastik

Mainan Kayu KATADATA|Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
7/10/2014, 10.44 WIB

Mainan mobil kayu berbentuk truk, metromini, bus transjakarta, bajaj dan lokomotif kereta, hingga truk pertamina serta kincir angin dan kuda-kudaan berjejer rapih di toko mainan kayu milik Umar (71) di jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Toko mainan yang terletak dipinggiran Taman Makam Pahlawan Kalibata itu sudah berdiri sejak tahun 1977. Di era tahun 80-an penjualan mainan kayu sempat mengalami masa kejayaan. Ketika itu serbuan mainan plastik import asal Cina belum seperti sekarang. 

Harga mainan dari bahan kayu memang lebih mahal dibandingkan dengan mainan dari bahan plastik. Untuk sebuah mainan kayu, kisaran harga yang dipatok oleh pedagang mulai dari Rp35.000 hingga Rp 300.000, tergantung jenis dan besarnya mainan. Harga tersebut dipengaruhi oleh bahan baku kayu dan tripleks yang saat ini mahal, serta tingkat kesulitan dalam proses pembuatan. 

Umar tidak memproduksi sendiri seluruh mainan kayu yang dijualnya. Khusus miniatur mainan mobil dan kereta kayu, dia memberikan modal kepada sebuah workshop usaha kecil menengah di daerah Karawang untuk memproduksinya. Hal itu dilakukannya karena tingkat kesulitan dalam membuat satu buah miniatur mainan mobil sangat rumit. Butuh ketelitian dan konsentrasi yang sangat tinggi. Umar hanya mengerjakan mainan kayu yang agak sederhana, kincir angin dan kuda-kuda kayu.

Kini, meskipun serbuan mainan impor dari Cina begitu deras, namun tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap membeli produk mainan kayu untuk anak-anak mereka. Dalam sehari, Umar dapat menjual sedikitnya 5 sampai 10 mainan. Artinya, ceruk bisnis ini masih cukup menjanjikan.

 

Foto & Teks: KATADATA | Arief Kamaludin

Reporter: Arief Kamaludin