Gerobak Biru Pembawa Perubahan

Kugerbas KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
1/8/2014, 09.36 WIB

Terik matahari dan peluh yang membasahi badan tak mematahkan semangat Edison untuk terus berpindah dari lokasi pembuangan sampah satu ke lainnya. Hari itu gerobak warna biru itu terlihat sudah mulai penuh dengan berbagai barang bekas. Plastik, kardus, koran dan berbagai barang bekas yang masih bisa dijual dikumpulkannya. Selepas Ashar, bergegas ia menarik gerobaknya menuju pengepul.

Sudah beberapa tahun belakangan ini Edison dan sejumlah pemulung lainnya di kota Bengkulu merasakan perubahan yang sangat berarti. Mereka tidak lagi merasa di pandang sebelah mata oleh masyarakat. Tak jarang masyarakat juga memberikan barang bekas yang tak terpakai lagi. Bahkan, Edison dan sejumlah pemulung lainnya sering kali diminta untuk membantu membersihkan halaman rumah atau membantu masyarakat pindah rumah.

KUGERBAS (Kelompok Usaha Gerobak Dan Pengumpul Barang Bekas), tempat dimana para pemulung ini bernaung. Sebuah kelompok terorganisir pengumpul barang bekas yang berada di Kota Bengkulu. Berdirinya kelompok ini berawal dari keprihatinan terhadap opini negatif masyarakat terhadap pemulung atau pengumpul barang bekas, dimana pada awal tahun 2011 lalu akhirnya mereka menyampaikan keprihatinan itu kepada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Gedang Bersatu Kelurahan Jalan Gedang dan dibantu oleh Mardan Siregar, seorang tokoh masyarakat Bengkulu.

Lewat organisasi ini, para pemulung lebih terorganisir. Mereka memakai seragam dengan gerobak khusus berwarna biru. Setiap orang mendapatkan nomor identitas. Termasuk pencatatan nomor kontak pengaduan dalam gerobak mereka. Namun, tak semua pemulung bisa bergabung dengan Kugerbas. Hanya mereka yang memiliki kartu keluarga atau kartu tanda penduduk yang terdaftar.

Pemulung anggota Kugerbas mendapatkan bantuan pinjaman bergulir dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perkotaan sebesar Rp. 3 juta per-orang. Dengan adanya bantuan simpan pinjam ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan harkat dan martabat mereka. Koperasi simpan pinjam ini juga di kelola oleh mereka sendiri para anggota Kugerbas.

Dalam rentang waktu selama setahun berjalan, ternyata kelompok usaha ini diminati oleh para pengumpul barang bekas dari kelurahan lain, sehingga akhirnya perlahan-lahan Kugerbas telah memfasilitasi lebih dari 150 KK dari 3 Kecamatan di Kota Bengkulu. Mereka akhirnya mau menjalani profesi dengan lebih berani, lebih terbuka dan lebih giat karena ada kelompok yang menyokong mereka. Pandangan negatif masyarakat mengenai pemulung dan pengumpul barang bekas perlahan-lahan mulai berubah, yang tadinya dicap sebagai profesi yang beda-beda tipis dengan maling, kini masyarakat malah membutuhkan kehadiran kelompok profesi ini. 

 

Foto & Teks: KATADATA | Donang Wahyu

Reporter: Redaksi