Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses).
Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini terpaksa ditiadakan.
Sistem pendidikan online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan.
Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.
Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis, memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan secara nasional mulai tanggal 16 Maret 2020, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Ini daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran wabah. Angka putus sekolah dari kawasan perdesaan juga diperkirakan akan naik.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Syihabudin (13) mengikuti proses belajar secara online di pesisir Kampung Nelayan, Jakarta Utara, Minggu (9/8/2020).
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Anak-anak bermain sedepa di lorong Rusun Jatinegara, Jakarta Timur.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Salah satu siswa Sekolah Dasar (SD) beristirahat di Rusun Jatinegara, Jakarta Timur.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Aretha Faradina Mecca (9) bersiap belajar di rumahnya di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten, Minggu (26/7/2020). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis hasil survei pemenuhan hak dan perlindungan anak di masa pandemi COVID-19 bahwa banyak anak yang bosan belajar di rumah. Sehingga ada 74 persen anak yang disurvei ingin kembali belajar di sekolah
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah Pelajar dari berbagai tingkat sekolah mengikuti proses Pembelajaran Langsung Jarak Jauh (PLJJ) dengan memanfaatkan internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Kantor Sekretariat warga, Kelurahan Galur, Johar Baru Jakarta Pusat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah orang tua muri berunjuk rasa di Depan kantor Kemendikbud, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2020). Tunjuk rasa yang diikuti ratusan orang tua murid tersebut menuntut penghapusan syarat usia dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah Pelajar dari berbagai tingkat sekolah mengikuti proses Pembelajaran Langsung Jarak Jauh (PLJJ) dengan memanfaatkan internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Kantor Sekretariat warga, Kelurahan Galur, Johar Baru Jakarta Pusat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah siswa mengikuti proses belajar secara tata muka dengan menggunakan protokol Kesehatan disalah satu sekolah Bekasi, Jawa Barat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah siswa mengikuti proses belajar secara tata muka dengan menggunakan protokol Kesehatan disalah satu sekolah Bekasi, Jawa Barat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pelaksanaan prosesi wisuda virtual di Nassa School, Bekasi, Jawa Barat.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Syihabudin (13) mengikuti proses belajar secara online di pesisir Kampung Nelayan, Jakarta Utara, Minggu (9/8/2020).
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Sejumlah orang tua muri berunjuk rasa di Depan kantor Kemendikbud, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2020). Tunjuk rasa yang diikuti ratusan orang tua muridé tersebut menuntut penghapusan syarat usia dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Potret keluarga Wadi (48), seorang nelayan yang tinggal di Kampung Nelayan, Jakarta Utara, Minggu (9/8/2020).