Berada di paling utara Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Pulau Laut menjadi bagian terluar Indonesia di Laut Natuna Utara. Letak Pulau Laut, yang berbatasan dengan Vietnam dan Malaysia, menjadi tantangan pemerintah Indonesia dalam menjaga pulau seluas 37,64 kilometer persegi itu dari ancaman negara lain.
Meski tidak begitu luas, sekitar 1,9 persen dari total luas Kabupaten Natuna, Pulau Laut memiliki potensi perekonomian yang besar, khususnya perikanan laut dan perkebunan kelapa. Selain itu, alamnya yang indah dengan pantai pasir putih dengan dipadukan air laut yang jernih serta hamparan terumbu karang menjadikan pulau berpenduduk mayoritas suku Melayu itu memiliki potensi wisata.
Namun, itu belum tergarap optimal karena jaraknya yang jauh, bahkan dari ibu kota Kabupaten Natuna, Ranai. Untuk menjangkaunya, membutuhkan enam jam perjalanan laut dari Ranai. Sementara, dari ibu kota Provinsi Kepulauan Riau di Tanjung Pinang, Pulau Laut dapat dijangkau selama 2-3 hari perjalanan kapal.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar Pulau Laut agar tidak tertinggal dari daerah lainnya di Indonesia. Selain menyediakan fasilitas umum layanan pendidikan dari kesehatan hingga pendidikan, pemerintah telah mengalirkan listrik selama 24 jam di pulau kecamatan yang terdiri dari tiga desa dengan ibu kota di Air Payang itu.
Ketersediaan air bersih bagi warga pun sudah terlayani dengan baik seiring dibangunnya embung di Pulau Laut. Tidak hanya itu, dengan berdirinya menara BTS menjadikan sinyal telepon seluler 4G dapat dinikmati di pulau berpenduduk 2.259 jiwa itu (data BPS 2019).
Agar Pulau Laut terkoneksi dengan daerah-daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau maupun wilayah lainnya di Indonesia, pemerintah juga membangun dermaga pelabuhan yang dapat disinggahi kapal pelayaran perintis.
Pembangunan yang gencar tidak berarti tanpa adanya pengamanan. Untuk itu pemerintah menempatakan aparat TNI dan Polri, termasuk dalam menempatkan Satgas Pengamanan Pulau Terluar di Pulau Sekatung yang berada tak jauh di utara Pulau Laut.
Sebuah upaya agar mutiara di ujung Natuna Utara ini tidak lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi.