Foto: Memanfaatkan Sisa Bangkai Bus Transjakarta Menjadi Rupiah

Muhammad Zaenuddin|Katadata
25/6/2021, 08.25 WIB

Perubahan zaman ternyata tidak melulu soal perkembangan teknologi, tetapi juga mengubah nasib mereka yang pernah menjadi sorotan pada eranya. Seperti nasib Bus Transjakarta yang lambat laun kerap dilupakan. Kiprah perdananya dimulai sejak 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan inovasi jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta pada saat itu. Sebanyak 1.056 bus dikontrak pada tahun 2016, namun kini puluhan bus yang diberikan jalur khusus itu terbengkalai termakan usia. Seperti yang terlihat di wilayah Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis, (24/6/2021).

Sebanyak lima puluh Bus terbengkalai dan terlupakan, hal tersebut tak menampik warga setempat pun memanfaatkannya menjadi sumber penghasilan  untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari sisa besi, kabel, dan barang lainnya yang bisa dimanfaatkan dan dijual kembali. Besi bekas dari bangkai bus biasa dijual kembali dengan harga kisaran Rp. 4000 hingga Rp. 70.000 untuk tembaga kabel per kilogram. tak hanya untuk dijual, warga juga memanfaatkan area tersebut sebagai sarana bermain dan lain-lain.

Aktifitas mengambil barang loakan dilakukan warga mulai pagi hari hingga petang. Badan bus yang terbuat dari besi satu persatu dimutilasi menjadi kepingan-kepingan kecil. sisanya warga mengoprek isian badan dan mengabil beberapa bagian bus yang bernilai jual cukup tinggi, seperti kabel yang dikupas dan diambil tembaganya untuk dijual kembali. Harganya pun terbilang lumayan tinggi, dengan bobot 1 kilogram per gulungan tembaga dihargai sekitar 60-70 ribu rupiah.