Distrik Segun terletak di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Di sana masih terbentang hutan yang menghijau. Ini adalah hutan adat yang menjadi sumber penghidupan 280 jiwa dari lima marga di sana, yakni, Nibra, Mili, Ketumlas, Sawat, dan Malagilik.
Saat ini ada rasa was-was yang menghantui warga di sana. Sebuah perusahaan hendak membabat hutan tempat pencaharian mereka dan menjadikannya perkebunan sawit hingga 15.000 hektare.
Ketua Kampung Distrik Segun Permenas Hae mengatakan warga belum pernah menerima uang sepeser pun dari perusahaan dalam urusan ini. Mereka sepakat tidak memberikan izin bagi perusahaan untuk menduduki hutan adat. “Dari hutan dan laut kami makan. Kalau sawit masuk, kehidupan anak dan cucu kami bisa terancam di masa depan,” kata Permenas, Rabu 22 September 2021.
Berulang kali pihak perusahaan dengan orang yang berbeda-beda mendatangi warga satu per satu. Biasanya ada dalih perbaikan akses jalan. Warga mendapat tawaran uang jaminan Rp 5.000.000 hingga 10.000.000.
Sekretaris Distrik Segun Samuel Ketumlas menyatakan, dari kecil hingga dewasa warga di sana bergantung dengan hasil hutan. Itulah mengapa mereka tak rela hutan adatnya disulap menjadi perkebunan sawit.
Ketakutan dan kekhawatiran menjangkiti mereka saat ada orang dengan wajah asing datang. “Kami pikir kalian orang perusahaan,” kata Samuel dangan wajah curiga.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Suasana siang hari di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Mayoritas masyarakat di Kampung Adat ini merupakan masyarakat aseli Suku Moi, Sebanyak 42 KK dan 280 jiwa bermukim di wilayah distrik perairan ujung Kabupaten Sorong.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah warga melintas jalan berlumpur di KM 17, satu-satunya jalan menuju Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Banyaknya ativitas truk di wilayah perkebunan sawit membuat jalan-jalan di wilayah tersebut rusak dan berlumpur, sering kali warga bermalam di jalan ini untuk menunggu jalan kembali kering dan bisa dilintasi kendaraan bermotor.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Bangkai perahu di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Terputusnya akses jalan darat membuat masyarakat adat Suku Moi harus menggunakan perahu dan merogoh kocek lebih tinggi sebesar Rp. 100.000 untuk sekali menumpang.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah warga menaiki perahunya di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Mayoritas masyarakat di Kampung Adat ini merupakan masyarakat aseli Suku Moi yang masih bergantung dengan hasil hutan dan laut untuk makan sehari-hari.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Hutan bakau di wilayah hutan adat Suku Moi di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Selasa, (21/9/2021).Seluas 15.000 hektare hutan adat masyarakat terancam tergusur dengan indutri perkebunan kelapa sawit.
Muhamamd Zaenuddin|Katadata
Meja makan di dalam dapur rumah salah satu warga Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Selasa, (21/9/2021). Mayoritas Suku Moi masih bergantung dengan hasil hutan dan laut untuk makan sehari-hari, saat ini seluas 15.000 hektare hutan adat di kawasan ini terancam industri perkebunan kelapa sawit.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak duduk di atas akar pohon di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Tak banyak anak remaja di kampung adat ini, sebagian besar anak-anak berusia 13-20 yang melanjutkan pendidikan tingkat menengah dan atas harus menginap di ditrik lain karena hanya sekolah dasar yang ada disana.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Seorang wanita menyiapkan peralatan memancing di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021). Mayoritas masyarakat di Kampung Adat ini merupakan masyarakat aseli Suku Moi, Sebanyak 42 KK dan 280 jiwa bermukim di wilayah distrik perairan ujung Kabupaten Sorong.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak-anak meneganakan seragam berangkat sekolah di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak-anak bermain di depan rumahnya di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah warga mennggunakan handuk dan payung berjalan di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Minggu, (19/9/2021).