Edisi Khusus | Masyarakat Adat

Foto: Ngaseuk, Tradisi Menanam Padi ala Masyarakat Adat Suku Badui

Muhammad Zaenuddin|Katadata
2/11/2021, 07.00 WIB

Matahari belum terbit. Alunan angklung dengan mantra-mantra masih terdengar jelas menjelang pagi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Oktober – November merupakan bulan musim panen bagi Suku Badui di sana.

Senin kemarin, 1 November 2021, masyarakat adat berbondong-bondong melakasanakan tradisi Ngaseuk. Ini adalah ritual menanam padi huma secara serentak untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi.

Kali ini merupakan bagian ladang milik Jaro -isitilah Kepala Desa Kanekes- Saija yang dibajak secara tradisional menggunakan tombak kayu. Bilah tersebut untuk melubangi tanah ladang dengan cara ditekan sekuat tenaga oleh ratusan warga Suku Badui luar yang ikut melakukan tradisi adat Ngaseuk.

Sebanyak 600 warga Badui luar berjalan satu per satu menyusuri jalan dengan berbagai macam jenis tentengan. Isinya bibit padi huma dan rempah-rempah, membawanya ke Desa Bojong Menteng, Lebak, Banten, lokasi ladang milik Jaro Saija.

Ritual dilakukan dengan mendirikan beberapa helai daun dan batang pohon yang diikat menjadi satu. Kemudian, secara serentak, mereka melubangi tanah dengan tombak dan menebar bibit. Di sisi lain, sejumlah warga setempat menyakiskannya sambil memainkan musik angklung dan kendang yang terbuat dari batang pohon, juga tarian Ngarage.

Tetua adat Badui sekaligus Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten Jaro Saija mengatakan tradisi ini untuk memenuhi kebutuhan bersama. “Memenuhi kebutuhan pangan dan penghasilan penduduk Badui yang saat ini populasinya 11.620 jiwa, terdiri dari 5.870 laki-laki dan 5.570 perempuan,” kata Jaro Saija.