[Foto] Urban Farming, Budidaya Sayuran untuk Ketahanan Pangan

Muhammad Zaenuddin|Katadata
20/1/2022, 09.20 WIB
Urban farming yang menjadi tren baru -terutama digemari banyak orang di perkotaan- dapat membantu ketahanan pangan. Kegemaran ini meluas dipicu pandemi Covid-19 serta kebijakan work from home (WFH) yang membuat orang-orang lebih banyak berada di rumah sehingga mencari aktivitas baru agar tidak bosan.
 
Muhammad Ifdhol (28), pegiat tanaman dengan metode vertikal farming, menanam bibit sayuran dengan metode hidroponik di Sentra Farm, Depok. Selama kurang lebih satu tahun dia meriset dan mencoba metode ini. Hasilnya, Ifdhol mampu menyuplai 10 hingga 30 kilogram sayuran per hari dengan harga tanaman yang dijual Rp 15 sampai 30 ribu per 250 gram.

Dia mengimpor bibit tanaman dari Belanda. Teknologinya pun terinspirasi dari negeri kincir angin tersebut. Dalam usahanya ini, Ifdhol menghabiskan 14 hari untuk menyemai, dan merawatnya selama 30 hari hingga masa panen.

Beragam sayuran ia budidayakan, seperti selada keriting, romaine, oakleaf green, siomak, dan kailan. Pembudidayaan dalam ruangan dengan penyinaran dan suhu yang stabil yaitu 22 derajat. Lampu yang digunakan juga beragam tergantung keinginan sebab akan berpengaruh terhadap hasil tanam.

Ada pemakaian lampu putih agar tanaman memiliki massa berat lebih besar, sedangkan warna merah dan biru memberi efek pada tanaman lebih lebar, merah dan hijau lebih panjang tapi beratnya tipis, sedangkan biru memicu lebih tebal krunchy tapi pendek. 
 
Di gudang tersebut terdapat ribuan lubang tanam yang dibuat menggunakan pipa, beragam tanaman telah dicoba. Nantinya Sentra Farm akan mencoba tanaman strawberry.

Menurut Ifdhol, selada merupakan tanaman yang paling dicari. "Kesulitan dalam melakukan media tanam seperti ini yaitu sirkulasi yang harus pas, hingga harus naik turun tangga untuk menjangkau tanaman yang paling atas," ujarnya, Rabu 19 Januari 2022.