Foto: Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Tanah Abang Gigit Jari

Muhammad Zaenuddin|Katadata
13/9/2023, 23.39 WIB

Bising suara kendaraan terdengar samar dengan lalu-lalang masyarakat yang melintas di pelataran pasar Tanah Abang pada Rabu (13/9) siang. Terlihat di tangga Pasar Tanah Abang Blok A, beberapa porter sedang beristirahat. Halaman pasar ramai oleh pedagang buah, mi ayam, kue basah, hingga minuman ringan. Penjual yang terakhir disebut terlihat paling banyak melayani pembeli.

Satu-dua orang memesan minuman dingin demi menyejukkan kerongkongan yang kering. Sementara, penjual lainnya terlihat gigih menawarkan dagangannya pada orang-orang yang lalu lalang.

Pelataran pasar memang ramai, namun tak padat. Pengunjung bisa leluasa berjalan tanpa harus berjejal seperti umumnya di sebuah pasar. Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Tanah Abang Blok B. Di sini hanya ada pedagang yang menjaga kiosnya.

Hampir tidak ada pemandangan pengunjung yang singgah. Terlihat satu keluarga yang berjalan sambil menggendong anaknya yang memegang balon. Sesekali mata mereka melirik baju-baju yang dijajakan pedagang.

Tapi ada pemandangan miris; penjual jauh dari kesibukan. Mereka hanya memainkan ponselnya karena tak ada pembeli yang datang. Bahkan, ada penjual yang terlelap saking sepinya pelanggan.

Suryani (37), seorang penjual pakaian muslim di lantai 3A misalnya. Dia mengaku lebih sering nganggur di kiosnya karena sepinya pembeli yang datang. Waktu kerjanya di kios hanya ia pakai untuk mengobrol ngalor ngidul dengan kedua karyawannya, sambil sesekali menengok ponsel untuk mencari hiburan.

Saat diwawancari Katadata.co.id, ia bercerita sepi yang menggelayuti dagangannya sudah terjadi dua bulan belakangan ini. Sejak saat itu keluhnya, pengunjung pasar terbesar dan tertua di Jakarta itu hampir nihil.

Yani sapaan akrabnya menyebut penjualannya sampai anjlok 80 persen karena masalah itu. Sampai- sampai, ia harus beradaptasi dengan cara dagang baru menggunakan kanal Tik-tok live.

“Saat ini memang terbilang sepi ya bang, Cuma apa boleh buat udah hampir dua tahun kita bertahan untuk tetap berjualan. Apapun caranya, jualan di Tik-tok pun kami lakukan dengan mempelajarinya secara perlahan." Imbuh Yanti.