Indonesia Negeri Terindah: Paradoks dalam Secercah Asa?

Katadata/Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo
Luki Safriana, pengajar paruh waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University
Penulis: Luki Safriana
27/2/2022, 07.30 WIB

Pada pertengahan Februari lalu, money.co.uk mengumumkan bahwa Indonesia terpilih sebagai negara dengan panorama dan kondisi alam terindah di dunia, menyingkirkan 49 negara lainnya. Indonesia mencetak angka 7,7 dari 10 dengan indikator utama pada jumlah atraksi / potensi keindahan untuk setiap 100.000 kilometer. Nilai ini mengungguli Selandia Baru (7,27), Kolombia (7,16), Tanzania (6,98), Meksiko (6,96), Kenya (6,7), India (6,54), dan Prancis (6,51). 

Faktor kemenangan ini dindikasikan karena Indonesia menjadi “rumah” bagi sebaran 17.000 lebih pulau. Dengan banyaknya sebaran tersebut, Indonesia memiliki lebih dari 50.000 kilometer garis pantai dan terumbu karang yang penuh dengan kehidupan. Penguat lainnya yakni paparan hutan tropis Indonesia di Kalimantan dan Sumatera termasuk wisata alam paling populer”, dan terakhir Indonesia memiliki banyak situs warisan dunia UNESCO.

Sebagai suatu kabar baik yang diharapkan mampu mendongkrak citra pariwisata Indonesia yang masih terseok menghadapi laju Covid-19 varian omicron. Pengumuman tersebut dapat menjadi stimulus positif terutama bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun hasil ini cenderung menuai kritikan yang melemahkan terhadap value dari penghargan tersebut.

Paradoks dalam Secercah Asa?

Siapakah sebenarnya money.co.uk? Pertanyaan ini relevan untuk diangkat agar ada pemahaman yang baik darimana dan siapa pemberi anugerah ini. Money.co.uk adalah situs perbandingan berbagai industri serta produk keuangan yang berbasis di Inggris (The Cooperage, 5 Copper Row. London) dan diluncurkan pada 2008.

Produk yang dibandingkan di antaranya termasuk kartu kredit, tabungan bank, hipotek, dan asuransi. Perusahaan ini diatur oleh Otoritas Perilaku Keuangan yang terdaftar di bawah Dot Zinc Ltd. Pada 2015, menduduki peringkat kedua sebagai perusahaan dengan pertumbuhan tercepat dari 100 perusahaan swasta teratas di Inggris oleh The Sunday Times BDO Profit Track 100. Selain itu, money.co.uk pernah meraih runner up sebagai situs Perbandingan Terbaik untuk Hipotek pada What Mortgage Awards 2017.

Fakta ini memicu pertanyaan sederhana, meski secara reputasi money.co.uk sangat baik di bidang keuangan, namun untuk ukuran pemberian penghargaan yang kental dengan pariwisata berlevel dunia maka otomatis berpotensi tidak kokoh atau agak di luar konteks terkait ketidaksambungan core-nya. Bahkan berpotensi memicu netralitas serta berpeluang memantik pertanyaan, apakah ada “udang dibalik batu”?

Untuk menyegarkan ingatan beberapa tahun lalu, dalam siaran pers Kemenparekraf era Arief Yahya (30 Januari 2019), mengumumkan Indonesia menempati peringkat ke-6 dari 20 negara yang dikeluarkan oleh publisher ternama Inggris “Rough Guides” (www. roughguides.com). Perusahaan ini merupakan penerbit travel guide book dan menjadi referensi utama pelancong dunia yang bergengsi.

Rough Guides dimiliki oleh APA Publications sejak November 2017. Sebelum di beli oleh APA Publications, secara konsisten mengkurasi lebih dari 200 tujuan yang dimulai dengan Rough Guide to Yunani 1982. APA publication adalah induk dari portal Insight Guides (https://www.insightguides.com).

Sistem pemeringkatan negara yang terpiliih, selain mempertimbangkan aspek kekayaan alam serta pendukung lainnya, Rough Guides juga melakukan jajak pendapat dari netizen travelers aktif seluruh dunia yang telah terverifikasi. Penilaian Rough Guides di 2019 terhadap Indonesia berdasarkan dari layanan suasana pedesaan, ketenangan pulau-pulau terpencil hingga puncak gunung yang eksotis.

Dengan sebaran lanskap 17.508 pulau yang membentang dari barat ke timur serta memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang luar biasa, Indonesia meraih pengakuan diposisi 6.  Tercata pada Instagram Presiden Jokowi (3 Februari 2019) dengan bangga menyebutkan, hasil jajak pendapat Rough Guides semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata kelaas dunia. Artinya, reputasi Rough Guides sangat diperhitungkan, berkesesuaian dan membanggakan di mata seorang presiden.

Laporan 2022 versi Rough Guides meletakan Indonesia pada peringkat ke 17, berbeda jauh dari hasil money.co.uk. Indonesia dalam pemeringkatan versi Rough Guides terbaru kalah jauh di bawah negara seperti Selandia Baru (1), Italia (2), Kanada (3), Swis (4), France (5), United Kingdom (6), Norway (7), Australia (8). Artinya terjadi gap besar antara money.co.uk dan Rough Guides termsuk memperbandingkan 8 peringkat negara dari kedua sistem pemeringkatan yang berpotensi menimbulkan perdebatan.

Rough Guides sangat mempertimbangkan seluruh potensi kekayaan alam budaya secara meluas, sedangkan kajian money.co.uk cenderung lebih spesifik dengan hanya menghitung jumlah kawasan lindung di setiap tempat dan selanjutnya semua negara kemudian diberi peringkat dengan menghitung banyak hal indah yang dimiliki per 100.000 kilometer persegi.

Guna menunjang analisa paradoksial ini, dengan mengacu pada dua pembanding lainnya kian mengkhawatirkan validasi “negara terindah dunia” tersebut. Pertama, data dari survei World Competitiveness Yearbook 2021 yang dilakukan IMD justru menempatkan daya saing Indonesia pada peringkat 37 dari total 64 negara yang didata.

Peringkat Indonesia di 2021 sedikit meningkat dari posisi 2019 di peringkat 40. Kedua adalah berdasarkan data Travel & Tourism Competitiveness Index, (https://ttci.kemenparekraf.go.id/about) yang menempatkan Indonesia hanya pada peringkat 90 dari 140 negara. Meski demikian patut diapresiasi adalah terjadinya kenaikan score secara kesuluruhan dari semula -0,94 (2019) melonjak ke 3,48 (2021). Dapat disimpulkan, pelabelan “terindah” versi money.co.uk seharusnya juga ditopang dengan daya saing yang kuat, faktanya tidak “selaras”. 

Terlepas adanya paradoks ambigu, penghargaan dari money.co.uk tetap patut disyukuri. Sedangkan untuk data pembanding lainnya yang menunjukan perbedaan harus kita sikapi sebagai alarm agar terus berimporvisasi menuju hasil yang paripurna.

Penguatan produktif juga dilontarkan Sandiaga Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini menyebutkan, tren pemulihan pariwisata pascapandemi berfokus pada empat faktor yaitu kebersihan, rendah sentuhan, lebih sedikit mobilitas, dan tidak beramai-ramai.

Melalui upaya tersebut, Sandiaga menargetkan pada 2022 nilai devisa pariwista dan kontribusi Produk Domestik Bruto naik menjadi Rp 16,83 triliun. Ini signal positif agar daya saing kian terdongkrak serta kian memvalidasi makna “indah” secara action.

Terakhir, pemaknaan “indah” pada prinsipnya terus mengingatkan manusia kepada Sang Pencipta bahwa alam adalah ciptaan-Nya yang harus kita jaga dan rawat selalu khususnya dapat berdmpak positif bagi kemajuan pariwisata Indonesia. Beda-beda pandumaning dumadi.

Luki Safriana
Pengajar Paruh Waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.