Grab Lebih Dulu Menyasar Pasar Keuangan di Asia Tenggara
Di Indonesia, Grab memang belum memperoleh izin dari Bank Indonesia (BI) untuk menyediakan layanan dompet digital GrabPay. Fitur keuangan ini hanya sempat digunakan pada 2017 hingga pertengahan tahun lalu. Alhasil, Grab menggandeng OVO guna menghadirkan sarana pembayaran.
Meski begitu, Grab sudah memperoleh akses lisensi uang elektronik (e-money) di Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Myanmar. Di Negeri Gajah Putih, Grab bekerja sama dengan Kasikornbank Pcl menyediakan layanan pinjaman multiguna bagi konsumen dan mitra pengemudi pada akhir Juli ini.
Pada awal bulan ini, Grab mendapat dana segar dari pemeringkat kredit konsumen asal Irlandia, Experian. Investasi ini merupakan bagian dari putaran pendanaan seri H yang digalang Grab.
Decacorn asal Singapura ini memiliki unit bisnis di bidang keuangan, yakni Grab Financial Group. Melalui kemitraan tersebut, kedua perusahaan akan menggunakan teknologi dan analisis data untuk mempertajam cara Grab dalam menyesuaikan layanannya dengan kebutuhan pengguna di negara berlambang Singa itu.
Grab Financial Group diluncurkan pada Maret 2018. Grab mencatat, pertumbuhan transaksi bulanan layanan ini mencapai hampir lima kali lipat hingga akhir tahun lalu. Perusahaan ini pun fokus mengembangkan tiga layanannya, yakni pembayaran, perlindungan, dan pinjaman.
(Baca: Luncurkan Lima Fitur Baru, Grab Perkuat Layanan Logistik)
Head of Financial Services Grab Ankur Mehrotra menyebutkan, peluang pasar bisnis keuangan ini 20 kali lebih besar dibanding layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Sebab, ada sekitar 438 juta orang yang tidak memiliki rekening bank di wilayah cakupan Grab, yakni Asia Tenggara. Karena itu, menurut dia, peluang pasar bagi penyedia layanan keuangan di wilayah ini cukup besar.
Kendati peluang pasarnya besar, Grab menyasar lebih banyak konsumen dengan menyediakan beragam layanan di Asia Tenggara. “Kami berbicara tentang 20 kali bisnis berbagi tumpangan, dalam hal peluang pasar,” kata Ankur dikutip dari Kr.Asia, Mei lalu.
Perusahaan penyediaan layanan on-demand ini juga dikabarkan menjajaki kolaborasi dengan fintech pembayaran asal Tiongkok Ant Financial (Alipay) dan dari Amerika Serikat (AS) Paypal. Kerja sama ini kabarnya untuk memperkuat layanan keuangan Grab lewat Grab Financial Group.
TechCruch memberitakan, Alipay memang ingin memperluas pasar ke Asia Tenggara. Apalagi, pembayaran secara digital di wilayah ini diperkirakan naik tiga kali pada 2025. “Spin-out bakal dilakukan dalam beberapa bulan ke depan,” kata salah seorang sumber yang dikutip TechCrunch, akhir Maret lalu.
Head of Grab Financial Ruben Lai mengatakan, bahwa Grab bakal fokus memperkuat layanan keuangan pada 2019. “Tahun ini adalah tentang menggandakan layanan keuangan dan benar-benar mengeksekusi strategi tersebut,” kata Lai dalam sebuah wawancara di sela-sela acara Money2020 di Singapura.
Pada awal tahun ini, Grab juga menggandeng ZhongAn Technologies International Group Limited untuk membentuk joint venture marketplace asuransi digital di Asia Tenggara. Dengan begitu, konsumen bisa lebih mudah mendapat produk asuransi dari aplikasi Grab.
(Baca: Grab Bantu Luhut Promosi Empat Destinasi dari 10 Bali Baru)
ZhongAn Technologies International Group Limited merupakan anak usaha dari perusahaan asuransi berbasis digital pertama di Tiongkok, ZhongAn Online P&C Insurance Co., Ltd. “Peluncuran platform asuransi ini bagian dari komitmen kami untuk menjadi everyday superapp terkemuka di Asia Tenggara,” ujar President of Grab Ming Maa, pada Januari lalu.
Jika Gojek menggandeng Visa, Grab berkolaborasi dengan Mastercard pada akhir tahun lalu. Kedua perusahaan ini bekerja sama menyediakan jasa kartu kredit di Singapura dan Filipina pada awal tahun ini. Secara bertahap, layanan ini akan diperluas ke seluruh wilayah operasional Grab di Asia Tenggara.
Gojek dan Grab memang selalu berpacu dalam setiap lintasan.