Pandemi Mengubah Lanskap Gerai Retail, Siapa yang Diuntungkan?

123RF.com/Poemsuk Kinchokawat
Penulis: Pingit Aria
24/4/2020, 11.06 WIB

Department Store Berdarah-darah

Sementara supermarket menikmati masa panen, department store menjadi segmen retail yang paling terpukul oleh penyebaran virus corona. Hal itu terjadi seiring merosotnya belanja sandang masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengakui pembatasan jam operasional hingga penutupan pusat perbelanjaan di berbagai wilayah membuat peretail fesyen babak belur.

"Kalau mal tutup, department store juga tutup. Sementara banyak tenaga kerja di department store," ujarnya, Kamis (23/4).

Yang pertama mengumumkan efisiensi adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Selain menutup semua gerai dan memangkas jam kerja karyawan, retail fesyen di bawah Grup Lippo itu membatalkan rencana ekspansi gerai dan pembagian dividen tahun ini.

Chief Executive Officer (CEO) Matahari, Terry O’Connor mengakui kinerja perusahaan merosot sepanjang Maret 2020, meskipun pada Januari dan Februari memenuhi ekpektasi.

(Baca: Matahari Tutup Semua Gerai dan Kurangi Jam Kerja Karyawan)

Oleh karena itu, manajemen membatalkan rekomendasi pembayaran dividen. "Kami akan mengusulkan penangguhan dividen tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan," ujar Terry dalam keterangan tertulis, Selasa (31/3) lalu.

Mengutip materi paparan operasional perusahaan, semula Matahari berencana membuka 4-6 gerai tahun ini. Sebanyak dua gerai berlokasi di sekitar Jabodetabek, dua gerai di Jawa dan 1-2 gerai di luar Jawa. 

Adapun hingga 2019, Matahari telah mengoperasikan 169 gerai, yang mana 157 gerai format besar dan 12 lain merupakan mono-brand stores.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga menutup beberapa gerai, salah satunya di Depok. Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK karyawan di Ramayana Depok tersebar dalam video yang viral di media sosial.  Tampak karyawan perempuan berpakaian seragam abu-abu berpelukan menangisi nasib pemecatan mereka.

Direktur Keuangan Ramayana, Suryanto menyatakan perusahaan memang tengah menghadapi masa sulit. Selama masa tanggap darurat Covid-19 Ramayana telah menutup sementara sebagian toko, hingga kondisi memungkinkan untuk dibuka kembali. 

“Dengan kondisi itu, terjadi penurunan penjualan yang signifikan sehingga membuat perseroan harus melakukan efisiensi antara lain dengan merumahkan karyawan,” tuturnya, dalam keterangaan resmi, di Jakarta, Selasa (14/4) lalu.

Tak hanya di industri retail, PHK akibat penyebaran virus corona juga terjadi di berbagai sektor. Berikut datanya: 

Halaman: