Sinyal Kuat Saling Puji Jokowi dan Prabowo Jelang Pilpres 2024

Jakub Jirsak/123rf
Ilustrasi pemilihan capres jelang Pilpres 2024.
16/2/2023, 14.07 WIB
  • Jokowi beberapa kali memberi sinyal dukungan untuk Prabowo pada Pilpres 2024.
  • Prabowo diharapkan melanjutkan program pemerintah saat ini.
  • Dalam dua kali Pilpres, kubu Jokowi dan Prabowo kerap bersitegang.

Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus bertukar sanjungan menjelang pemilihan presiden alias Pilpres 2024. Banyak yang menyebut keakraban keduanya sebagai sinyal dukungan Jokowi kepada menterinya untuk pilpres tahun depan.

Jokowi mengatakan, Prabowo berpotensi untuk menjadi calon presiden yang paling populer. “Jika kerja keras didongkrak terus, Partai Gerindra potensial menjadi yang teratas dan elektabilitas Pak Prabowo juga potensial menjadi yang tertinggi,” kata Presiden Jokowi dalam acara ulang tahun partai berlambang garuda tersebut yang ke-15 pada 6 Februari 2023.

Sinyal serupa juga terjadi pada tahun lalu. Dalam acara ulang tahun ke-8 Partai Persatuan Indonesia (Perindo),  sambil tersenyum Jokowi mengatakan, Prabowo mungkin akan menjadi presiden berikutnya.

“Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara yang digelar di Jakarta Pusat pada 7 November 2022. Prabowo, yang juga hadir dalam acara itu, langsung berdiri dan memberi hormat kepada Presiden.

Partai Gerindra saat ini berada di bawah pimpinan Prabowo. Ia juga menjadi bakal calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua partai telah bergabung dan membentuk Koalisi Indonesia Raya (KIR).

Soal elektabilitas, Prabowo memperoleh 19,5%  suara atau menempati peringkat ketiga tertinggi di antara 34 politisi. Angka ini berdasarkan survei tatap muka terhadap 1.220 responden antara 1 hingga 6 Desember 2022 dari lembaga riset Indikator.

Sinyal dukungan Presiden Jokowi muncul ketika partai-partai politik tengah panas membentuk koalisis. Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyatakan komitmen untuk mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sedangkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  belum mengumumkan siapa capresnya. Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah konsisten menjadi kader PDIP yang memimpin perolehan pangsa suara dalam jajak pendapat terkait Pilpres.

Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Rapim Kementerian Pertahanan 2023, Rabu (18/1). (Instagram Jokowi)

Pilpres 2024: Penerus Presiden Jokowi

Dominique Nicky Fahrizal dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo mengindikasikan sebuah harapan. Presiden tampak berharap Prabowo bisa melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh pemerintah selama ini.

Hal tersebut berkaitan dengan proyek-proyek besar. Salah satu yang sedang Jokowi kerjakan adalah Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Pemerintah berencana meresmikannya pada Agustus 2024.

Sebagai informasi, IKN Nusantara  merupakan salah satu Proyek Prioritas Strategis yang mendapat penekanan utama (Highlight Major Project). Hal ini tercantum  dalam Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2021 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022. 

Dalam dokumen RKP Tahun 2022, pemerintah mengalokasikan dana untuk pembangunan IKN sebesar Rp 965,45 miliar. Sebanyak Rp 166,85 miliar berasal dari dukungan belanja kementerian/lembaga (K/L), kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), serta dana alokasi khusus (DAK). Sedangkan Rp 798,6 miliar sisanya dari dukungan BUMN.

“Kalau melihat medan pertarungan 2024 adalah soal kandidat yang bisa meneruskan apa yang sudah dibangun Jokowi versus kandidat yang akan melakukan antitesis, sebaliknya,” kata Nicky pada Rabu (15/2).

Nicky menyebut, sinyal dukungan Jokowi juga menjadi cara membangun kesadaran masyarakat. Prabowo seolah menjadi kandidat yang tepat untuk meneruskan program-programnya.

Kelompok relawan Presiden Jokowi yang disebut Jokowi Mania, misalnya, telah memutuskan untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Dukungan ini diberikan karena Prabowo memiliki modal sosial yang cukup, sosok yang tegas, dan loyal terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi Mania membubarkan kelompok relawan Ganjar seiring dengan keputusannya untuk mengakhiri dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah itu.

Arya Fernandes dari CSIS mengatakan, Presiden Jokowi juga memberikan sinyal dukungan kepada Ganjar dan memiliki hubungan yang dekat dengan bakal calon presiden potensial lainnya. Nama lainnya termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Pada November 2022, Presiden  mengatakan kepada ribuan relawannya agar memilih pemimpin yang memikirkan rakyat pada 2024. Eks Walikota Solo ini menambahkan ciri-ciri lainnya adalah  wajah yang berkerut dan berambut putih.

Jokowi juga terlihat ingin melakukan politik berimbang bagi bakal capres potensial. “Karena pemilihannya kompetitif dan belum diketahui siapa yang akan menang, bagi seorang petahana yang Oktober tahun depan akan berakhir masa jabatannya, tentu dia ingin membangun hubungan baik dengan suksesornya,” kata Arya.

Topeng Jokowi dan Prabowo.  (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Kedekatan Jokowi-Prabowo

Kedekatan Presiden Jokowi dan Prabowo mengakar ke pemilihan gubernur alias Pilgub Jakarta 2012. PDIP dan Partai Gerindra mengusung Jokowi sebagai calon gubernur. Kader Partai Gerindra Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendampingi sebagai calon wakil gubernur.

Pasangan Jokowi-Ahok berhasil memenangkan Pilgub DKI Jakarta dalam dua putaran. Dalam putaran kedua, mereka memenangkan 53,82% pangsa suara. Mereka mengalahkan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Pada 2014, Pilpres yang diwarnai kontroversi sempat bermuara ke ketegangan antara tim Jokowi dan Prabowo. Pasangan calon Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan 53,13% suara dan mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Ketegangan memuncak di gugatan tim Prabowo-Hatta Rajasa ke Mahkamah Konstitusi. Gugatan ini terkait dugaan kejanggalan dalam daftar pemilih khusus tambahan dan pelanggaran yang terstruktur.

Namun, ketegangan tersebut mereda seiring dengan kunjungan  Jokowi ke kediaman Prabowo di Bogor, Jawa Barat, pada Oktober 2016. Keduanya sempat berkuda, yang merupakan hobi khas eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

“Saya hubungannya baik sama Pak Jokowi,” kata Prabowo setelah pertemuan dua jam dengan Presiden tersebut. “Pernah rival. Tapi beliau juga baik dengan saya. Saya baik dengan beliau. Jadi komunikasi itu baik.”

Pertemuan rekonsiliasi serupa antara Jokowi dan Prabowo juga terjadi setelah Pilpres 2019. Keduanya bertemu di stasiun moda raya terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Juli 2019. Menurut Presiden, ini adalah pertemuan antara sahabat dan saudara.

Menyusul pertemuan tersebut, tiga bulan kemudian Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Setelah menjadi bagian dari pemerintah, Prabowo telah beberapa kali menyampaikan apresiasi terhadap Jokowi. Ini termasuk kunjungan Presiden ke Ukraina di tengah invasi Rusia dan keberhasilan Jokowi memimpin pandemi Covid-19.

Pada Agustus 2022, Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi memiliki “jiwa besar” untuk mengajaknya melakukan rekonsiliasi menyusul Pilpres 2019.  Ia menambahkan, Presiden juga membuka jalan bagi Partai Gerindra dan PKB untuk membentuk koalisi. Kedua partai ini tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman