Semua Platform Media Sosial Disalahgunakan Menyebar Kebohongan

KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Redaksi
31/1/2020, 18.00 WIB

Tidak, Facebook tidak ingin berbicara dengan saya. Tidak, tidak, tidak. Facebook, bagaimana ya, mereka memiliki humas yang beroperasi dengan aturan yang sangat ketat. Mereka hanya berbicara kepada jurnalis yang disukai yang bekerja pada media favorit mereka. Karena kami, The Guardian dan Observer, mempublikasikan skandal Cambridge Analytica tentu saja kami berada di luar radar humas mereka.

Sejujurnya, kami bangga dengan status tersebut. Organisasi berita, saya rasa, lebih baik berada di posisi tersebut. Kita perlu berada di luar radar untuk bisa melihat mereka secara kritis. Karena saya rasa sudah sejak lama jurnalis yang diundang berpihak kepada Facebook sehingga mereka kurang kritis terhadap apa yang dilakukan perusahaan tersebut.

Berita Berbasiskan Fakta Saja saat Ini Tak Cukup

Di tengah maraknya hoaks, Katadata yakin bahwa segala sesuatu harus berbasis data: "Kalau Bicara Pakai Data". Bagaimana pendapat Anda?

Apa yang Anda (Katadata) lakukan sangat menginspirasi. Kita harus tetap berpegang pada fakta dan pelaporan berbasis bukti, seperti yang Anda katakan, menggunakan data untuk menceritakan kisah tersebut. Ini benar-benar penting, tetapi itu tidak cukup di dunia saat ini. Saya telah melihat semuanya melalui reportase investigasi saya bahwa fakta tidak lagi cukup. Ada akuntabilitas yang menurun karena politisi tidak membutuhkannya.

Dulu Anda bisa menerbitkan sebuah cerita dan mereka berkata, "Lihatlah hal buruk yang dilakukan pemerintah" dan Anda akan memiliki akuntabilitas. Para menteri akan merasa malu, dan mereka bahkan mungkin akan mengundurkan diri. Dalam lanskap baru media sosial saat ini, semakin tidak ada lagi rasa malu. Anda melihat Donald Trump melakukannya tanpa malu-malu.

Kita tahu bahwa jurnalisme berbasis fakta sangat sulit bersaing dengan jurnalisme, opini, dan konten partisan yang tidak berdasarkan fakta karena mereka terlihat sama di internet. Ini adalah masalah besar bagi jurnalis dan masyarakat di mana pun.

Salah satu hal yang harus dibenahi adalah bahwa model paid journalism terdisrupsi oleh internet. Memikirkan cara baru untuk membayar jurnalisme dan konten berkualitas adalah bagian yang sangat penting. Terima kasih atas pekerjaan yang dilakukan Katadata. Ini sangat menggembirakan.

Carole Cadwalladr dan Bambang Harymurti dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2020 yang diselenggarakan Katadata, di Jakarta, Kamis (30/1).  (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)


Di sesi TED talk dan film dokumenter The Great Hack, Anda katakan bahwa demokrasi liberal sudah hancur. Apakah Anda menilai negara demokrasi masih bisa memiliki Pemilu yang bebas dan adil?

Tidak, maksud saya sekarang ini sangat sulit dan saya pikir ini tidak penting. Hanya saja, kita sekarang tahu bahwa hampir semua pemilu di seluruh dunia dapat dilakukan secara daring. Facebook menjadi salah satu media tempat penyebaran kampanye, dan itu bukanlah kondisi yang rata atau seimbang. Akan ada satu sisi yang mengatakan sesuatu yang faktual, benar, dan jujur. Lalu ada politisi lain yang hanya akan berbohong dan menyebarkan konten kebencian, dan kami tahu kebohongan itu terlihat lebih baik.

Di sinilah kita butuh Facebook untuk melangkah dan mengambil tanggung jawab dan melakukan tindakan. Itu juga sangat tergantung pada pemerintah di seluruh dunia untuk dapat mengatur Facebook. Ini sangat penting. Dan ini akan terjadi kepada Anda, saya, serta teman-teman dan keluarga kita, kita peduli dengan masalah ini. Jadi sebenarnya berbicara, menulis, dan memberitakan, dan memahami bahwa ini adalah salah satu krisis eksistensial terbesar yang kita hadapi di dunia saat ini menjadi langkah yang sangat penting untuk memperbaiki situasi saat ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menandatangani RUU Perlindungan Data Pribadi. Ada sanksi atas penyalahgunaan data pribadi, dengan ancaman pidana penjara tujuh tahun atau denda maksimum Rp 70 miliar. Apakah ini cukup membuat perusahaan seperti Facebook berhenti menyalahgunakan data pengguna?

Sebenarnya apa yang terjadi Indonesia sangat menarik karena telah mengambil langkah serupa dan mempelopori peraturan yang berpusat pada data pribadi karena Amerika bahkan belum memiliki hukum semacam ini sama sekali.

Namun, hal itu sedikit mengkhawatirkan saya karena hal ini, ide bahwa hukuman kurungan bisa digunakan pada orang yang menyalahgunakan data pribadi orang lain, dibuat untuk menimbulkan efek jera. Saya ingin memastikan bahwa hukum semacam ini tidak menyasar orang yang ingin berbuat kebaikan, jurnalis, atau LSM sebelum menentukan bahwa hukum terebut baik atau tidak. Harus ada keseimbangan hak dalam penggunaan hukum tersebut. Jadi, saya sangat berharap bahwa hal ini adalah hasil legislasi yang baik dan postitif dan tidak akan digunakan secara otoritatif kepada lawan politik, misalnya.

Investigasi terhadap Cambridge Analytica juga dimungkinkan karena peran para whistleblowers: Christopher Wylie dan Brittany Kaiser. Apakah Anda berharap semakin banyak orang yang mau berbicara soal penyalahgunaan data?

Saya berharap begitu. Saya terutama berharap untuk orang-orang yang bekerja di Facebook, Google, Amazon, dan semua perusahaan Silicon Valley lainnya. Saya berharap akan ada lebih banyak dari mereka yang bersedia maju dan berbicara karena perusahaan-perusahaan tersebut sangat kuat dan mereka sangat tertutup.

Kami bergantung pada orang-orang dalam, orang-orang yang memiliki hati nurani, dan siap untuk datang dan berbicara dengan wartawan. Jika ada orang di luar sana yang bermasalah dengan hal-hal yang mereka lihat, saya mendorong mereka untuk maju. Sangat sulit menjadi pelapor, tetapi ini merupakan fungsi dan peran yang sangat penting bagi masyarakat.

Carole Cadwalldr (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

The Observer mengungkapkan Cambridge Analytica menyalahgunakan 87 juta profil Facebook di seluruh dunia. Jika dikategorikan, pengguna Facebook mana yang paling rapuh sehingga datanya rentan disalahgunakan?

Saya tidak yakin. Saya pikir penelitian tentang ini bervariasi. Saya pikir ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa semua pengguna sekarang rentan terpapar oleh berita palsu dan tidak menyadari bahwa berita tersebut palsu. Tetapi kemudian, Anda akan menyadari bahwa begitu banyak anak muda mengakses internet dan mungkin tidak memiliki literasi media tradisional, mereka kadang-kadang lebih rentan.

Tetapi saya pikir kita semua rentan karena sangat sulit mengetahui dari mana datangnya segala berita, atau mengetahui apakah Anda mendapat berita dengan bukti yang kuat dan benar atau tidak. Kita juga berisiko menjadi sasaran dalam berbagai cara, dan dengan hal-hal yang didasarkan pada data pribadi kita yang mungkin benar-benar sangat pribadi bagi kita. Jadi saya pikir kita semua berisiko. Itu pertanyaan yang sangat bagus dan saya pikir kita mungkin tidak menyadarinya sepanjang waktu. Itu masalahnya.

Selain sebagai jurnalis, Anda seorang penulis. Apakah ada rencana menerbitkan buku dalam waktu dekat?

Saya ingin sekali menulis buku. Saya sangat fokus pada jurnalisme dan apa yang terjadi di Inggris saat ini. Jika ada waktu, saya ingin duduk dan menulis cerita panjang. Saya harap, saya bisa menerbitkan buku tahun ini.

Halaman: