Berantas Mafia Migas dengan Bangun Kilang

KATADATA
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin
Penulis:
Editor: Arsip
1/12/2014, 09.30 WIB

KATADATA ? Pemberantasan mafia migas menjadi salah satu fokus pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. Sebagai langkah awal, pemerintah telah membentuk tim reformasi tata kelola migas. Tim yang diketuai Faisal Basri ini bertugas mengkaji seluruh kebijakan dan aturan main tata kelola migas, dari hulu hingga hilir, yang memberi peluang mafia migas beroperasi secara leluasa.

Ada dugaan anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) menjadi bagian dalam praktik mafia perdagangan minyak impor. Karena itu, tim anti mafia migas berencana melakukan investigasi ke kantor Petral di Singapura.

Untuk mengetahui bagaimana upaya pemberantasan mafia migas ini, Tim Katadata mewawancarai Wakil Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang juga Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin di kantornya, Selasa (25/11).

Kenapa Petral kerap dipersoalkan membeli minyak dengan harga mahal?

Petral mengimpor BBM dan minyak mentah untuk kilang Pertamina, tapi harganya memang lebih mahal. Untuk mendapatkan harga lebih murah, bisa saja Petral mengimpor langsung, tanpa lewat pihak lain. Persoalannya, pemegang saham bukan hanya Pertamina. Ada lima pemegang saham. Dari kelima pemegang saham ini, ada pihak lain yang punya kepentingan. Karena itu, impor minyak oleh Petral dilakukan lewat trader lagi.

Tommy Soeharto disebut-sebut masih memiliki saham di Petral?

Masih. Tapi, saya tidak tahu berapa.

Bagaimana sebenarnya praktik mafia migas terjadi?

Mafia migas itu banyak terjadi dari sisi impor minyak dan BBM. Akibatnya, proses distribusi bahan bakar minyak menjadi tidak efisien.

Bagaimana cara mengatasinya?

Kita harus segera membangun kilang untuk menutupi praktik mafia. Saat ini, Sonangol dan Iran berencana membangun kilang di Indonesia. Dengan begitu, peran trader akan berkurang. Impor minyak dari Sonangol hanya 300 ribu barel per hari, tapi yang lebih penting dia serius membangun kilang.

Halaman:
Reporter: Redaksi