Uang Insentif Kartu Prakerja Bisa untuk Belanja Sembako

Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Direktur Ekesekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari
Penulis: Sorta Tobing
Editor: Yura Syahrul
12/4/2020, 07.00 WIB

Berapa nilai insentif yang diterima setelah pengisian survei?

Jumlahnya Rp 600 ribu per bulan yang diberikan selama empat bulan. Uang ini ditransfer sesuai dengan pilihan peserta, bisa ke OVO, GoPay, LinkAja, atau rekening bank. Begitu survei sudah dijawab, manajemen pelaksana akan mentransfer lewat bank mitra ke rekening yang diinginkan para peserta.

Insentif ini tidak akan diberikan tunai. Kami ingin mendorong gerakan nontunai dan memastikan akuntabilitas serta governance-nya.

Masih ada insentif lainnya?

Pelatihan Rp 1 juta, lalu insentif Rp 600 ribu untuk empat bulan. Jadi, ada sisa Rp 150 ribu. Ini adalah insentif pasca teman-teman nanti akan ditanyakan tentang survei, masukan, atau evaluasi terhadap keseluruhan Kartu Prakerja. Kami ingin mendapatkan evaluasi itu. Apakah peserta merasa programnya bermanfaat, pelatihannya cukup bervariasi? Bagi yang tidak bekerja lalu sudah bekerja, apakah tugas-tugas yang diberikan relevan dengan pelatihannya?

Sekitar tujuh pertanyaan saja. Kalau peserta menjawabnya akan mendapat insentif Rp 50 ribu. Survei ini akan berlangsung tiga kali, dari bulan pertama, ketiga, kemudian keenam. Kami ingin mengikuti perkembangan teman-teman. Kalau ada feedback dari user, tentu kami bisa memperbaiki programnya.

(Baca: Jokowi Bekali Warga Hadapi Corona dengan Bansos dari Banyak Lembaga)

Bagaimana cara pendaftaran untuk memperoleh Kartu Prakerja?

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020, pendaftarannya lewat situs resmi www.prakerja.go.id. Semua lewat sana, tidak ada pendaftaran lewat jalur belakang atau lainnya.

Kapan waktu pendaftarannya?

Tunggu tanggal mainnya. Ketika dirilis, pasti nanti akan ada pengumuman secara nasional. Website yang ada sekarang berisi informasi-informasi seputar Kartu Prakerja.

Bagaimana proses seleksinya?

Kami berpegang pada Perpres, pesertanya adalah warga negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas dan sedang tidak sekolah atau kuliah. Intinya, sedang tidak mengenyam pendidikan formal. Kami melakukan pengecekan hal ini dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  

Industri kerajinan tangan terpuruk akibat pandemi corona. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.)

Ada syarat lainnya?

Dalam Perpres disebutkan, ada tes atau seleksi motivasi dan kemampuan dasar. Tes ini harus dilewati semua peserta yang mendaftar. Tapi, jangan khawatir, cepat kok menyelesaikannya. Soalnya tidak banyak. Ini sebenarnya kemampuan dasar saja, yaitu matematika dan literasi. Saya kira tidak perlu dikhawatirkan mengenai ini.

Ada kewajiban lain untuk para peserta Kartu Prakerja?

Tidak ada kewajiban apapun. Kartu Prakerja didesain untuk mendorong masyarakat Indonesia menjadi pembelajar sepanjang hayat. Jadi, siapapun itu, usia di atas 18 tahun, tidak sedang sekolah atau kuliah, belajarlah.

(Baca: Sisi Minus Stimulus Rp 405 Triliun dalam Penanganan Virus Corona)

Berapa banyak Kartu Prakerja akan diberikan di tahap awal?

Anggaran dari program ini semula Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Jumlah itu dikurangi dana operasional, sebenarnya kami bisa melayani sampai 5,6 juta masyarakat Indonesia.

Apakah akan sekaligus disalurkan?

Tidak. Penting untuk teman-teman ketahui agar tidak usah galau atau takut tidak mendapatkannya. Tidak perlu buru-buru semuanya mendaftar. Manajemen pelaksana akan mengatur rekrutmen secara bergelombang.

Per gelombang atau batch itu adalah satu minggu. Teman-teman tidak perlu khawatir ketinggalan kereta. Satu minggunya mengakomodasi 164 ribu orang. Kalau kami hitung tadi dibagi 5,6 juta orang, maka butuh sekitar 30-an minggu. Jadi, dari awal launching akan selesai sampai November minggu keempat.

Bagaimana kalau pendaftaran per minggu lebih 164 ribu orang?

Kami akan minimize siapa yang akan mendapatkannya. Sisanya akan kami beri notifikasi untuk bergabung pada gelombang pendaftaran berikutnya. Tinggal klik join to next batch, maka teman-teman akan bergabung pada batch berikutnya.

(Baca: Bantuan Sembako Ditaksir Tak Cukup, Kelompok Miskin Terancam Kelaparan)

Bagaimana skema kerja sama program ini dengan platform digital?

Prinsipnya, bukan kami yang memilih. Kami tahu siapa pemain-pemain besarnya dan masyarakat yang  memilih ingin ditransfer ke mana insentifnya. Yang saya sebutkan tadi adalah beberapa pemain besar. Pemerintah tidak menunjuk.

Tapi anggaran programnya memang dikelola hanya oleh bank pemerintah. Kalau nanti uangnya masuk e-wallet (dompet elektronik) untuk naik ojek, belanja sembako di peritel, jajan bakso, bayar pulsa, listrik, atau belanja online, pemerintah tidak akan mengeceknya. Terserah, karena uang itu insentif masa pelatihan dan survei yang menjadi hak para peserta.

Jika pandemi Covid-19 berakhir, bagaimana rincian manfaat Kartu Prakerja?

Saya tidak akan berandai-andai karena manajemen pelaksana hanya melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Komite Citpa Kerja yang diketuai Menteri Koordinator Perekonomian (Airlangga Hartarto) dan berisi tujuh menteri terkait lainnya. Nah, para menteri inilah yang membuat kebijakan dan menentukan besaran benefit-nya.

Tentu saja ketika Covid-19 berakhir, kemudian ada pelatihan offline, cost-nya dapat berubah. Tapi saya tidak akan berandai-andai di situ, hanya melaksanakan apa yang para menteri dan komite tetapkan.

Halaman: