Dua Kebijakan Hadapi Covid-19, Kesehatan Sekaligus Pemulihan Ekonomi

Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
13/6/2020, 10.00 WIB

Apa program yang disiapkan Bappenas untuk meningkatkan jam kerja para pekerja informal?

Pendekatannya tentu bukan proyek. Kalau UMKM, mereka tahu persis siapa pembelinya. Tidak perlu kami mengajari, mereka tahu market-nya . Tapi untuk memulihkan eksistensi mereka di market, ada dua hal yang kami lakukan. Pertama, seluruh pengeluaran mereka selama Covid-19 bisa di-cover pemerintah. Kemudian mereka diberi modal kerja dengan biaya murah.

Di luar itu proyek strategis nasional juga berjalan. Ini untuk menciptakan jam kerja baru. Dengan masuknya investasi akan menciptakan jam kerja baru. Daya beli baru itu tentu sangat mendukung menjadi calon-calon pembeli UMKM . Hiduplah semua lapisan dan 30 sampai 40 % masyarakat bisa kembali ke posisi sebelum Covid-19 atau bahkan mungkin lebih baik lagi.

Sektor yang jadi prioritas?

Produksi pertanian kita menjadi penting karena setelah pemulihan semua negara dunia akan menyusun kekuatan masing-masing di sektor pangan. Tidak ada negara yang tidak menomorsatukan pangan. Kami sekarang benar-benar menyusun strategi ketahanan pangan.

(Baca: Jokowi Waspadai Risiko Bengkaknya Defisit APBN 2020 Akibat Dana Corona)

ancaman krisis ekonomi indonesia (Katadata)

Seberapa besar proyek strategis nasional menopang roda perekonomian?

Kalau dilihat dari sisi sektornya macam-macam. Ada infrastruktur, sumber daya air, jembatan, dan jalan. Cara pembiayaannya pun macam-macam. Kami tawarkan menjadi investasi yang terbuka kepada siapapun, asing atau publik, dalam negeri atau luar negeri. Apakah kerja sama dalam KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha) atau jadi proyek pelayanan dasar yang dibayar APBN.

Salah satu proyek yang juga banyak dibicarakan oleh publik adalah pembangunan ibu kota baru, bagaimana kelanjutannya dengan kondisi Covid-19?

Proyek ini menjadi peluang bisnis yang besar sekali dan tidak sepenuhnya didukung APBN. Hitungan kami akan lebih besar kebutuhan dananya dan pasti akan tarik investor untuk berpartisipasi.

Masterplan ibu kota baru dalam waktu dekat selesai dan kami akan siapkan undang-undangnya. Ini akan menciptakan jam kerja luar biasa besar dan punya efek berantai bisnis. Perputaran ekonominya sangat luar biasa serta membuat Samarinda dan Balikpapan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru.

(Baca: Beredar RUU Ibu Kota Baru, Bappenas: Masih Revisi)

Apa strategi pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan investor dari luar negeri berinvestasi di Indonesia?

Pertama kami melihat kepada kriteria kemudahan berbisnis di Indonesia. Kami menukik ke sana dan melihat sektor dan sub sektor apa saja yang masih dinilai menarik oleh calon investor.

Kami juga mengusahakan investasi yang makrak mulai dihidupkan kembali. Itu salah satu cara membangkitkan kepercayaan investor. Pasar modal kita sekarang sinyalnya positif sekali. Itu menandakan kepercayaan yang pulih dan mudah-mudahan membangkitkan sektor-sektor menjadi tempat investasi.

Mengingat adanya pandemi, Bappenas berencana merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024?

Jadi, tema rencana kerja pada 2021 adalah pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Pemulihan ekonomi yang pertama adalah sektor industri manufaktur. Lalu, kebudayaan, pariwisata, dan investasi.

Kami akan melakukan reformasi sosial, sistem kesehatan nasional, perlindungan sosial, kemudian sistem pertahanan dan bencana. Ini juga didukung reformasi di bidang pendidikan. Jadi, kami melakukan pemulihan dan reformasi.

(Baca: Indef: Pemerintah Tak Perhatikan Serapan Tenaga Kerja dari Investasi)

Ilustrasi industri manufaktur terdampak pandemi Covid-19. (Donang Wahyu|KATADATA)

Konkritnya seperti apa?

Di industri manufaktur dan investasi, kami fokus menciptakan jam kerja. Kemudian kami akan memulihkan sistem kesehatan nasional. Contohnya, ketersediaan tempat tidur rumah sakit sekarang per seribu orang itu di angka 1,3. WHO meminta jadi 2,7. Di Jakarta kira-kira sudah 2,3. Nah, ke depan kami ingin angka itu terpenuhi. Bisnis rumah sakit swasta bisa tumbuh, rumah sakit daerah bisa ditingkatkan.

Rumah sakit rujukan nasional sekarang cuma 14, akan tumbuh jadi 40 rumah sakit. Untuk provinsi padat pendudukan, rumah sakit rujukan nasionalnya bisa lebih dari tiga. Kemudian jumlah dokter juga masih sangat rendah. Kami ingin tingatkan jumlah dokter spesialis.

Bagaimana pemulihan ekonomi dan stimulus itu dituangkan dalam APBN 2021?

APBN punya banyak sekali ruang untuk bantuan permodalan BUMN, pinjaman daerah, dana abadi pendidikan, dan lainnya. Jadi, bagaimana pembiayaan bellow the line itu tidak semua kami taruh above the line. Misalnya, pembiayaan perumahaan tidak kami letakkan di atas, tapi di bawah karena sifatnya berputar dan tidak mengganggu defisit.

Kami mendesain sedemikian rupa supaya pada akhir 2024, keseimbangan primer bisa nol. Lalu, kami bisa menunjukkan pemerintah benar-benar mendesain APBN yang kredibel dan dapat memberi sinyal positif ke pasar modal dan perbankan.  

(Baca: Gubernur BI Sebut Pembiayaan Defisit APBN dari BI Langkah Terakhir)

Halaman: