Di bawah langit biru Orchard Road, 1 November 2023, para pengelola aset manajemen global, pengelola dana abadi, hingga otoritas bursa dan keuangan berkumpul membincangkan seluk-beluk pembiayaan transisi terkait perubahan iklim.
Pagi itu cuaca cerah. Saya berdiri di lantai 18 Hotel Pan Pacific Orchard, tempat dilangsungkannya Global Transition Finance Summit. Langit tampak biru, seperti memberi harapan akan target emisi nol bersih atau net zero emissions yang menjadi konsensus dan komitmen 195 negara dalam Perjanjian Paris 2015 dalam memerangi perubahan iklim. Dari selasar hotel ini, tampak pemandangan megah gedung-gedung pencakar langit di Singapura.
Di sela-sela forum tersebut, Katadata berkesempatan mewawancarai Chief Executive Officer SGX Group Loh Boon Chye. Menarik untuk dicermati, saat ini Singapura menjadi salah satu bursa saham paling maju di Asia, terutama dari sisi pengembangan produk yang berbasis prinsip-prinsip environment, social, and governance (ESG).
Boon Chye menyebut, pasar modal memiliki peranan yang krusial dalam menjembatani perusahaan mencari pendanaan sebagai langkah transisi mengurangi emisi karbon. “SGX adalah bursa multi-aset yang menawarkan ekuitas, surat utang, mata uang, dan derivatif komoditas, tetapi khususnya dalam bidang keuangan berkelanjutan dan perubahan iklim, jalur transisi nol emisi bersih sangat penting,” ujar Boon Chye.
SGX menjadi bursa pertama di Asia yang berkomitmen untuk mencapai target pengurangan emisi berbasis ilmiah yang sejalan dengan penurunan suhu global sebesar 1.5°c. "Selama tujuh tahun ke depan, hingga tahun 2030, kami ingin mengurangi emisi Scope 2 kami sebesar 42%."
Sekadar gambaran, SGX merupakan bursa multi aset internasional terbesar di Asia Tenggara, dengan hampir 40% dari total kapitalisasi pasar dari seluruh perusahaan tercatat di SGX, berasal dari perusahaan asing dari luar Singapura. Sementara itu, Straits Time Index, yang menjadi indeks acuan bursa Singapura, memiliki valuasi menarik yang dapat menjadi pendorong potensi keuntungan dengan rasio harga saham dibanding pendapatan atau proyeksi Price to Earnings ratio (PER) 10,3 kali, dan proyeksi rasio harga saham dibanding nilai buku atau Price to Book Value (PBV) sebesar 1,1 kali.
STI juga menjadi salah satu indeks penghasil yield dividen tertinggi secara global 5,2%, dibandingkan Indeks FTSE All World APAC 3,0% dan Indeks FTSE All World 2,3%. Saat ini, terdapat 640 jumlah perusahaan tercatat di Singapura dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 638 miliar atau sekitar Rp 9.977 triliun.
Berikut ini petikan wawancaranya dengan CEO SGX Group, Group Loh Boon Chye:
Apa yang bisa dilakukan otoritas pasar modal dalam mendorong lebih banyak pembiayaan terkait transisi perubahan iklim?
Otoritas pasar modal memiliki peran sentral dan penting sebagai pengatur lembaga keuangan. SGX adalah regulator garis depan yang mengawasi perusahaan tercatat Singapura. Dalam konteks ini, jika kita mengambil Singapura sebagai contoh, visi kami adalah untuk mendorong dan mempromosikan Singapura sebagai pusat keuangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
SGX, yang bertindak sebagai bursa multi-aset yang serba ada, menawarkan beragam instrumen keuangan, melibatkan saham, surat utang, mata uang, dan komoditas. Ketika berbicara tentang keuangan berkelanjutan dan perubahan iklim, jalur menuju emisi nol bersih (net zero emissions) bersifat sangat penting.
Kedua, mendorong ekosistem keuangan dalam memfasilitasi aliran modal ke perusahaan yang telah memulai jalur emisi bersih dengan pembiayaan transisi. Dalam hal ini, Asia juga memainkan peran yang sangat penting karena Asia menyumbang sejumlah besar emisi karbon, hampir setengah dari emisi dunia. Meskipun demikian, sebagai bagian dari perjalanan transisi, kita harus secara bersamaan mempertimbangkan berbagai kebutuhan pembangunan regional, sosial, dan ekonomi di seluruh Asia.
Bagaimana peran itu, misalnya?
Ada banyak yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan membantu perusahaan kami dengan kerangka kerja untuk pengungkapan bagi perusahaan yang sedang menjalani transisi, dapat membuat data mereka dapat diakses. Kami sendiri memiliki platform data yang disebut SGX ESGenome, sebuah platform pengungkapan yang dirancang untuk mendukung perusahaan dalam proses pengungkapan environment, social, and governance (ESG).
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan metrik yang selaras dengan standar dan kerangka kerja global, memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang memenuhi kebutuhan investor akan data ESG yang konsisten dan dapat dibandingkan. Yang lebih penting, kami juga bekerja tidak hanya dengan Otoritas Moneter Singapura (MAS) untuk memperluasnya untuk seluruh Singapura.
SGX menjadi bursa pionir di Asia dan bursa kedua secara global yang berkomitmen untuk mengurangi emisi sesuai dengan jalur satu setengah derajat. Aspirasi kami adalah mengurangi emisi Scope 2 sebesar 42% dalam tujuh tahun ke depan, hingga tahun 2030. Dengan demikian, kami berharap dapat menetapkan contoh dan memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan kami dalam perjalanan transisi mereka.
Sejauh mana pembiayaan transisi perubahan iklim dapat dikontribusikan oleh sektor keuangan?
Sektor keuangan dan bursa berada di garis depan di persimpangan antara aliran modal dan kebutuhan modal. Tujuannya jelas, untuk membantu dan mengarahkan aliran modal menuju transisi iklim atau menuju perusahaan yang sedang memulai perjalanan mereka menuju net zero. Jadi, dalam hal ini, bursa dapat berperan. SGX Group telah mengembangkan dan akan terus mengembangkan solusi pembiayaan transisi atau pembiayaan berkelanjutan.
Salah satu inisiatif terbaru adalah instrumen derivatif Exchange Traded Fund (ETF) berdasarkan MSCI Climate Action Indexes, yang dirancang untuk mengalihkan modal ke perusahaan yang sedang menjalani perjalanan transisi. Contoh lain yang dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan obligasi atau instrumen pendapatan tetap. Kami memulainya dengan pencatatan obligasi hijau. Selanjutnya, kami memperluasnya untuk mencakup pencatatan obligasi hijau (green bonds), sosial, berkelanjutan dan obligasi terkait keberlanjutan (sustainability-linked bonds).
Kita tahu bahwa pembiayaan transisi sangat mahal. Apa yang menjadi hambatannya?
Jadi ketika investor atau pemilik aset melihat untuk berpartisipasi, mengalokasikan modal ke perusahaan yang berada di jalur transisi, poin-poin umum yang sering dibicarakan adalah mereka ingin solusi yang lebih baik, proses yang lebih baik.
Pertama-tama, ini berkaitan dengan data dan pengungkapan, yang juga didasarkan pada kerangka kerja yang terdefinisi dengan baik. Dalam diskusi panel sebelumnya, saya memberikan contoh standar akuntansi. Dibutuhkan beberapa dekade bagi standar pelaporan keuangan internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS) diterima secara umum. Meskipun negara-negara memiliki regulasi akuntansi mereka sendiri, mereka tanpa ragu mengikuti standar global tertentu.
Secara analog, kerangka kerja keberlanjutan akan mengalami evolusi serupa, dan data yang diungkapkan oleh perusahaan harus diterjemahkan ke dalam format standar. Dalam proses ini, persyaratan pengungkapan perusahaan seharusnya sederhana dan mudah dilaksanakan sambil mudah diinterpretasikan oleh investor.
Apa hasil yang Anda harapkan usai Global Finance Summit?
Pertama-tama, kami sangat gembira dengan partisipasi dan dukungan dari banyak pihak dalam ekosistem. Kami memiliki hampir 300 peserta dari berbagai segmen ekosistem pasar modal, pemilik aset, manajer aset, pengelola dana pensiun, pengelola dana abadi pemerintah, regulator, penyedia indeks, jadi itu campuran yang baik. Jadi yang kami harapkan adalah tanggapan yang nyata yang kami harapkan peserta dapat ambil dari pertemuan ini.
Kami berharap bahwa pertemuan ini, seluruh ekosistem, akan diarahkan untuk berpartisipasi dalam perjalanan, entah untuk mendorong dan melibatkan perusahaan harus benar-benar memobilisasi modal dalam skala, dalam format pasif, untuk membantu perusahaan dalam transisi model bisnis menuju net zero jika memungkinkan.
Bagaimana tren IPO di Singapura, terutama perusahaan EBT dan teknologi?
Dalam konteks yang lebih luas, pengumpulan dana dari pasar modal di lingkungan suku bunga yang meningkat berarti bahwa perusahaan akan mempertimbangkan berbagai alternatif penggalangan dana. Mereka tidak lagi terbatas pada pengumpulan modal melalui obligasi atau pasar modal, bisa juga melalui melalui private markets.
Bagi perusahaan teknologi berkelanjutan, mereka harus berhadapan dengan pilihan penggalangan dana yang lebih beragam. Bagi beberapa perusahaan rintisan, faktor kritisnya adalah memperluas bisnis mereka sebelum masuk ke pasar modal. Di seluruh Asia Tenggara, kita menyaksikan beberapa perusahaan dengan cepat naik daun di bidang energi terbarukan, dan saya mengantisipasi bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, ketika mereka semakin berkembang, mereka mungkin siap untuk go public.
Berapa banyak perusahaan dalam pipeline IPO saat ini?
Kita harus menilai pasar dari sudut pandang suku bunga. Saat suku bunga global naik, termasuk di wilayah ini, perusahaan yang ingin IPO harus mengukur seberapa lama suku bunga akan tetap pada tingkat ini dan kemudian memutuskan waktu pencatatan saham mereka, berdasarkan kebutuhan penggalangan dana mereka dan valuasi yang diharapkan, maupun faktor lainnya. Saya percaya bahwa ketika lingkungan suku bunga stabil, modal akan mengalir ke pasar modal dan pencatatan saham (IPO).
Tekanan jual hampir melanda semua bursa Asia sejak awal tahun ini, bagaimana dengan kinerja Straits Times Index?
Meskipun pasar global mengalami beberapa penurunan, dari perspektif regional, Indeks Straits Times (STI) relatif tangguh dalam arti bahwa pasar kita secara tradisional berfungsi sebagai tempat aman dan sumber investasi berkualitas. Lanskap investasi secara keseluruhan adalah tempat di mana para investor memiliki lebih banyak pilihan investasi.
Tergantung pada horizon investasi mereka, mereka dapat berusaha mencapai tingkat pengembalian sekitar 6-8% dalam satu hingga lima tahun, atau mereka dapat berinvestasi dalam kredit investasi yang dapat menawarkan pengembalian sekitar 8-10%. Mereka bahkan dapat mengeksplorasi kredit swasta, yang mungkin menghasilkan pengembalian hingga 13%. Ini adalah pilihan yang tersedia bagi para investor.
Seperti apa komposisi investor di Singapura saat ini?
Kita memiliki pasar yang lebih berorientasi internasional karena arsitektur ekosistem kita sebagai pusat keuangan internasional. Ekosistem kami memiliki keberadaan kuat baik dari manajer aset internasional maupun domestik. Selain itu, terdapat campuran yang beragam dari dana kekayaan negara, perusahaan asuransi, dan dana pensiun global di Singapura.
Oleh karena itu, kami memiliki perpaduan seimbang antara investor institusional dan retail. Inilah alasan mengapa perusahaan sering beralih ke SGX. Ketika kita berbicara tentang perusahaan mencatatkan diri ketika pasar lebih menguntungkan, mereka mempertimbangkan platform pencatatan kami karena mereka dapat menarik investor internasional.
Secara angka, sekitar 40% dari kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar di Singapura saat ini berasal dari perusahaan di luar Singapura. Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir, kita telah menyaksikan perusahaan asing melakukan pencatatan sekunder di sini. Sebagai contoh, kita memiliki perusahaan dari Cina dan Filipina yang memilih pencatatan sekunder. Oleh karena itu, ada spektrum yang beragam bagi perusahaan memilih untuk mencatatkan diri di sini.
Apa langkah selanjutnya setelah pertemuan ASEAN Exchanges?
Bursa saham ASEAN secara aktif mempertimbangkan berbagai bentuk kolaborasi. Sebagai contoh, kami telah bermitra dengan bursa saham Thailand untuk memungkinkan saham kami tercatat di Thailand melalui depositary receipts, dan sebaliknya. Hal ini akan memfasilitasi aliran modal lintas batas dan memberikan manfaat bagi investor retail. Bursa-bursa tersebut juga bekerja sama dalam standar pengungkapan berkelanjutan dan berbagi data berkelanjutan, guna mempromosikan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di platform mereka masing-masing.
Beberapa negara di ASEAN sudah memulai perdagangan karbon, bagaimana menurut Anda potensinya ke depan?
Pasar karbon sukarela adalah komponen integral dari ekosistem emisi karbon secara keseluruhan dan mungkin memerlukan kerangka kerja pajak karbon. Selanjutnya, diperlukan kerangka kerja untuk keuangan transisi dan pasar karbon. Dalam hal ini, beberapa area yang memerlukan pengembangan lebih lanjut termasuk standar untuk kredit karbon sukarela.
Saya percaya bahwa aktivitas yang sedang berlangsung di pasar berfokus pada lelang kredit karbon. Dari lelang, ini dapat berkembang menjadi kontrak yang terstandarisasi. Jika ada likuiditas yang cukup dari waktu ke waktu, kontrak-kontrak ini dapat bertransformasi menjadi derivatif keuangan melibatkan berbagai peserta yang lebih luas dalam ekosistem. Ini akan memerlukan waktu karena Anda membutuhkan massa kritis peserta untuk mencapai titik infleksi.
Apa produk investasi terbaru yang akan dikembangkan SGX?
Kami adalah bursa multi-aset yang memberikan akses bagi peserta ke pasar di Asia. Kami memiliki fundamental yang cukup kuat di pasar saham dan derivatif ekuitas. Selama dekade terakhir, kami juga menjadi pasar yang signifikan untuk perdagangan valuta asing, mencakup pasar OTC (over-the-counter) dan kontrak berjangka. Selain itu, kami mempertahankan pasar derivatif komoditas yang signifikan, mengingat status Singapura sebagai pusat utama komoditas.
Oleh karena itu, kami adalah bursa multi-aset, dan keuangan iklim merupakan pilar baru. Melihat ke depan, sudah ada portofolio yang signifikan; aspirasi kami adalah membangun koneksi dengan sebanyak mungkin peserta dan bursa. Bagi infrastruktur pasar keuangan, salah satu cara konektivitasnya adalah melalui teknologi perangkat lunak.