Platform digital Agree yang dikembangkan oleh Leap-Telkom Digital (Leap) berhasil menjembatani kerja sama penjualan kopi antara stakeholder dari Indonesia dengan para importir di wilayah Belanda dan sekitarnya, dengan nilai transaksi mencapai US$5,6 juta atau sekitar Rp83 miliar.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom) dan Roemah Indonesia BV (RIBV), dan disaksikan secara langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Pameran Pasar Kopi bersama Roemah Indonesia BV, Amsterdam beberapa waktu lalu.
Dalam pameran yang berlangsung di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda pada awal September 2022 tersebut, Agree berperan sebagai Data and Information Hub yang meliputi product listing, traceability, cashier, dan transaction report.
Direktur Digital Bisnis Telkom Muhamad Fajrin Rasyid menuturkan, pada pelaksanaan pameran tersebut, Agree bersama RIBV dan PTPN III sebagai inisiator Project Management Kopi (PMO) Kopi Nusantara membawa beragam jenis sampel kopi yang berasal dari berbagai supplier kopi di seluruh Indonesia untuk dicicipi para pengunjung.
Selain itu, untuk memberikan kemudahan dan menambah pengetahuan para pengunjung yang mayoritas adalah para importir, informasi terkait kopi Indonesia termasuk proses produksi dapat dilihat menggunakan layanan Agree Partner.
"Jadi bisa dilihat siapa petaninya, ditanam di mana, diolah seperti apa, semua info bisa didapat dengan cara scan QR yang ada di kemasan kopi,” ujar Fajrin.
Lebih lanjut Tim Produk Agree Bayhaqi menerangkan bahwa Agree mengakomodasi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan para importir yang datang.
Jika importir sudah menemukan sampel yang tepat dan ingin membeli kopi tersebut dalam jumlah banyak, importir dapat langsung memesan kopi tersebut melalui platform Agree Market.
“Agree will help you to get the best coffee beans from Indonesia for your business," kata Bayhaqi.
Pada kesempatan yang sama, Erick Thohir menjelaskan penjualan ini merupakan inisiasi PMO Kopi Nusantara sebagai proyek gabungan dari berbagai BUMN, perusahaan swasta, dan lembaga riset yang ada di Tanah Air.
Lebih lanjut Erick menjelaskan, peluncuran PMO Kopi Nusantara merupakan inisiatif dari pemerintah untuk mendukung kebangkitan industri kopi nasional.
“PMO Kopi Nusantara menjadi bagian dari program yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar,” kata dia.”Sebesar 96% dari industri kopi adalah perkebunan rakyat. Maka tujuan akhir kami memberikan kesejahteraan para petani.”
Sementara itu, Ketua PMO Kopi Nusantara Dwi Sutoro menuturkan bahwa sejak diluncurkan pada Januari 2022, PMO Kopi Nusantara telah memiliki pilot projects di enam provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Aceh.
Total luas cakupannya lebih dari 7.000 hektar lahan perkebunan kopi dan melibatkan lebih dari 4.000 petani.
Dwi mengungkapkan, kopi yang dibawa di Pameran Pasar Kopi berasal dari 11 daerah di Indonesia, yakni Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Kerinci, Lampung, Java Preanger (meliputi area Garut dan Bandung), Dieng, Bali, Kintamani, Flores, dan Toraja.
Atas pencapaian ini, Telkom melalui platform Agree yang mengusung sustainability food ecosystem, berupaya terus berperan dalam melakukan digitalisasi ekosistem pangan di Indonesia dengan cara penyediaan platform dan smart farming yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder dari hulu ke hilir.
Agree merupakan bagian dari Leap Telkom Digital, umbrella brand produk dan layanan digital Telkom untuk mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia.
Dengan adanya Leap, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia demi mengakselerasi terwujudnya kedaulatan digital nasional, sejalan dengan target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengakses https://leap.digitalbisa.id/.