L'Oréal Indonesia berkomitmen untuk mengurangi dan menangani sampah plastik demi menghadirkan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Melalui strategi L'Oréal For The Future (L4TF), perusahaan menargetkan pengurangan 78% penggunaan virgin plastic dan 26% pengumpulan sampah kemasan melalui kolaborasi daur ulang pada 2025.
L'Oréal for the Future merupakan strategi pembangunan berkelanjutan dengan target berbasis sains dengan komitmen jangka panjang hingga 2030. Strategi L4TF ini mencakup enam topik utama, antara lain air, iklim, keanekaragaman hayati, pemberdayaan komunitas, dampak finansial, dan juga limbah.
Kemudian, strategi L4TF juga terbagi dalam tiga pilar utama, yaitu bertransformasi untuk memastikan aktivitas perusahaan menghormati batasan-batasan planet, memberdayakan ekosistem bisnis untuk bertransisi menghadirkan bisnis yang lebih berkelanjutan, serta berkontribusi mengatasi tantangan dunia, termasuk pemecahan isu sampah plastik di Indonesia.
Strategi ini sejalan dengan Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampai laut dengan target pengurangan sebesar 70% pada 2025. Saat ini, limbah plastik yang dihasilkan Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton terbuang ke laut.
“Kami memiliki tujuan sama untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia. Kami tidak memulai dari nol, kami telah menjadi salah satu pemimpin di industri kecantikan dalam praktik keberlanjutan selama bertahun-tahun,” ujar Junaid Murtaza, Presiden Direktur L'Oréal Indonesia.
Sementara, Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik menambahkan, “untuk mencapai target tersebut, pelaporan, pengumpulan data, dan pengawalan sangatlah diperlukan agar tercipta komitmen dan kontribusi nyata dalam pengelolaan sampah baik di darat maupun di laut melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.”
Lebih lanjut, L'Oréal Indonesia terus bertransformasi dan berinovasi menghadirkan produk kecantikan dengan kemasan yang semakin ramah lingkungan melalui tiga strategi utama, yakni pertama, pengurangan 20% intensitas kemasan produk di 2030. Kedua, penggunaan 100% bahan daur ulang pada kemasan plastik rigid pada tahun 2025.
Ketiga, pemanfaatan kembali daur ulang sampah melalui kolaborasi Garnier x eRecycle dan kolaborasi bersama Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO).
Sejak Oktober 2022, L’Oréal Indonesia resmi menjadi anggota IPRO dan berfokus untuk mendaur ulang tipe plastik yang masih jarang di daur ulang di Indonesia, yaitu tipe plastik PP dan MLP (multi layered plastic).
Menurut General Manager IPRO Zul Martini Indrawati, dari 66 juta ton limbah plastik, hanya 10% yang berhasil didaur ulang. Mayoritas tipe plastik yang banyak didaur ulang adalah tipe PET. Sementara PP dan MLP yang materinya sulit terurai justru infrastrukturnya belum terbangun sempurna dan menyebabkan nilai ekonominya rendah.
“Di sini L'Oréal sebagai salah satu anggota IPRO memiliki peran strategis untuk turut membangun infrastruktur daur ulang plastik PP dan MLP agar dapat meningkatkan pasokan serta permintaan kedua tipe plastik ini di Indonesia,” tuturnya.