Menjelang akhir tahun 2022, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membagikan deretan film nasional yang menjadi favoritnya selama tahun ini.
Melalui akun Instagramnya ia menyebut film Ngeri-Ngeri Sedap dalam daftar teratas, kemudian film Mencuri Raden Saleh, KKN di Desa Penari, dan Satria Dewa Gatotkaca.
Selain itu ada Srimulat: Hil Yang Mustahal, Pengabdi Setan 2: The Communion, Sri Asih, Penyalin Cahaya, Keluarga Cemara, dan The Big 4.
Menurut Erick, menjelang tahun baru, setiap hari, dirinya telah merencanakan akan membagikan beberapa daftar favoritnya sepanjang tahun 2022.
"Buat yang udah kenal lama, pasti tau banget salah satu hobi saya adalah: NONTON! Mulai dari genre action, horor, drama, sampe komedi," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Erick membagikan daftar film favoritnya itu di akun Instagramnya, @erickthohir, Minggu (25/12/2022). Postingan itu mengundang komentar sineas Indonesia, Angga Dwimas Sasongko.
Sutradara pengemas film Keluarga Cemara, Mencuri Raden Saleh, dan Ngeri-Ngeri Sedap merasa terharu karena tiga filmnya masuk ke dalam daftar film favoritnya Erick Thohir.
"Terharu, ada 3 film saya di list nya Pa Erick," ujarnya, dan langsung disemangati oleh Erick, "Semangat terus berkarya @anggasasongko".
Komentar juga datang dari Fajar Nugros, sineas penggarap film Srimulat: Hil Yang Mustahal. "Terimakasih Pak Erick sudah menonton Srimulat," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh sang Produser Film Srimulat, Susanti Dewi. Komentarnya sama persis seperti yang diungkapkan Fajar Nugros.
Erick mengatakan, film merupakan bagian dari ekonomi kreatif yang terus berkembang dengan luar biasa. Menurutnya, sewaktu acara FFI (Festival Film Indonesia) diketahui dari 51 juta penonton film di mana sekitar 61% menonton film Indonesia.
“(Film) Hollywood kalah. Ini harus terus dijaga. Belum lagi industri kreatif yang berkaitan dengan fesyen, makanan, pariwisata. Semua harus diperkuat," katanya.
Erick mencatat, nilai ekonomi kreatif pada subsektor kuliner bisa mencapai Rp 451 triliun, fesyen Rp 187 triliun, dan kriya Rp 164 triliun.