Dukung SDGs, Home Credit Perkuat Pembiayaan Bertanggung Jawab

Home Credit
Melalui layanan keuangan yang terdigitalisasi, Home Credit berkomitmen untuk terus memperkuat pembiayaan yang bertanggung jawab di Indonesia.
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
29/12/2022, 10.00 WIB

Salah satu tantangan besar yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah literasi dan inklusi keuangan. Mengacu kepada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2022, tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan di Indonesia masing-masing mencapai 49,68 persen dan 85,10 persen pada 2022.

Indeks terbaru itu menunjukkan kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan masyarakat sebesar 35,42 persen. Indeks ini belum menunjukkan angka ideal. Adanya kesenjangan ini perlu menjadi perhatian para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, regulator, industri keuangan, perguruan tinggi dan lain-lain.

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem industri keuangan Indonesia, PT Home Credit Indonesia, perusahaan pembiayaan berbasis teknologi, berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia melalui implementasi pembiayaan yang bertanggungjawab.

Pembiayaan yang bertanggungjawab oleh Home Credit tersebut melekat di dalam setiap tahap customer journey (perjalanan pelanggan). Mulai dari proses pengembangan layanan, komunikasi kepada pelanggan serta masyarakat hingga dukungan terhadap pelanggan ketika menghadapi kesulitan. Semua ini ditopang teknologi digital mutakhir yang memungkinkan berlangsungnya proses bisnis yang efisien dan efektif.

“Saat ini, Home Credit memiliki layanan keuangan seperti pembiayaan barang di toko, pembiayaan modal usaha, asuransi, paylater, e-wallet hingga kartu kredit,” kata Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia Sheldon Chuan dalam keterangan tertulis kepada Katadata, Kamis (29/12/2022).

Dengan berbagai layanan tersebut, imbuh Sheldon, Home Credit hadir untuk membantu masyarakat mewujudkan berbagai rencana di dalam hidupnya, yang mana sekitar 6 juta pelanggan di seluruh Indonesia telah terlayani pada saat ini dan akan terus bertambah pada masa depan.

Home Credit menjadi pilihan masyarakat Indonesia dalam mengakses berbagai layanan keuangan karena empat kelebihan yang dimilikinya. Pertama, proses cepat, yakni

pelanggan hanya butuh waktu 3 menit untuk mengetahui limit pembiayaan dengan menggunakan aplikasi My Home Credit yang telah diunduh oleh lebih dari 12,56 juta pengguna terdaftar.

Kedua, ada di mana saja, mengingat Home Credit bekerjasama dengan lebih dari 22.000 toko mitra di lebih dari 200 kota Indonesia. Ketiga, Home Credit menawarkan berbagai pilihan tenor sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan secara terencana. Keempat, transparan dan jelas karena Home Credit memiliki program cooling-off yang memungkinkan pelanggan memiliki kesempatan untuk membatalkan kontrak dalam waktu 14 hari setelah tandatangan kontrak.

“Pembiayaan barang adalah layanan utama dari Home Credit. Barang atau perangkat digital itu digunakan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan, melakukan transaksi ekonomi digital dan mengakses informasi untuk meningkatkan literasi mereka,” tutur Sheldon.

Edukasi Masyarakat

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi masyarakat, Home Credit terus berupaya melakukan pemberdayaan digital bagi pelanggan, mitra, dan komunitas. Upaya yang ditempuh adalah memberikan edukasi mengenai literasi digital dan keuangan kepada masyarakat melalui kanal media sosial, seperti Youtube, Facebook, dan Instagram. Salah satunya, Home Credit memiliki seri podcast DigiLit yang menampilkan pakar teknologi digital

Sheldon menjelaskan, pihaknya secara rutin juga menyampaikan konten edukasi keuangan dan digital melalui program DoITCERDAS, serta menggelar kelas literasi keuangan untuk perempuan di sejumlah kota di Indonesia dengan program PRAKSIS atau Perempuan Beraksi Bisa Berbisnis.

“Home Credit juga mendorong pemberdayaan digital melalui program Home Credit Go-ERs yang terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi pengusaha digital dengan mempromosikan produk Home Credit ke teman maupun kerabat, cukup dengan memberikan barcode,” kata Sheldon.

Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Home Credit tersebut memperkuat kontribusi perusahaan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya poin pertama yakni no poverty (tanpa kemiskinan) serta poin kedelapan yaitu decent work and economic growth (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi).

Pada poin pertama, Home Credit berupaya membantu masyarakat meningkatkan kualitas hidup dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengakses layanan keuangan, termasuk bagi mereka yang kurang terlayani oleh bank atau unbankable.

Sementara itu, terkait poin ke delapan SDGs, Home Credit berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan mendorong konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen penting dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Home Credit juga membantu mitra ritel dan produsen meningkatkan penjualan yang secara tidak langsung berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Ke depan, Home Credit berkomitmen untuk terus memperkuat pelaksanaan pembiayaan yang bertanggungjawab untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang menjadi agenda global, termasuk berkolaborasi secara berkesinambungan dengan pemerintah, regulator, mitra bisnis, mitra pendanaan, pelaku industri serta masyarakat luas.