Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi Wilayah Kerja (WK) Rokan di Riau pada Kamis (5/1/2023). Di WK yang merupakan salah satu tulang punggung energi nasional tersebut, Jokowi meninjau tangki timbun milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) serta melihat aktivitas pekerja di Blok Rokan, Kota Dumai.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan kepada Jokowi soal kondisi tangki timbun dan kinerja PHR. Nicke menyampaikan, di Dumai ada 16 tangki timbun dengan kapasitas penyimpanan 5,1 juta barel. Sementara, total tangki timbun yang dimiliki PHR di WK Rokan yakni sebanyak 26 unit, dengan total kapasitas penyimpanan 5,8 juta barel.
Mendengar hal itu, Jokowi mengapresiasi kinerja PHR pascaalih kelola pada 9 Agustus 2021 lalu. Menurutnya, keputusan alih kelola itu diambil karena keyakinan akan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. “Sejak awal kenapa Rokan ini kita ambil alih dan tidak diperpanjang? Kita ingin meyakinkan bahwa SDM kita ini mampu,” tegasnya.
Sejak dialihkelolakan, produksi Blok Rokan pun terus meningkat. “Dulu waktu dikelola Chevron, turun. Sekarang sudah mulai naik, dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi, yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat,” katanya.
Selanjutnya, Jokowi juga meninjau jaringan pipa transportasi minyak mentah di Dumai. Panjang jaringan pipa di kawasan tersebut mencapai 337 kilometer (km). Selain itu, unit operasi Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Center di Dumai memiliki empat unit shipping pump, delapan unit electric booster pump, ruang kendali, laboratorium, serta rumah pompa.
Nicke mengungkapkan, Pertamina memiliki misi meningkatkan level produksi di PHR. Tujuannya yakni untuk mendukung perwujudan kemandirian dan kedaulatan energi nasional.
“Dengan semangat para perwira dan mitra kerja, serta upaya masif dan agresif, kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi. Ini merupakan misi kita bersama, yang tentunya akan terwujud dengan semangat dan kerja keras kita semua,” ungkapnya.
Tahun lalu, PHR melakukan pengeboran di 413 sumur. Selanjutnya, pada tahun ini perseroan memiliki target pengeboran yang lebih masif, yaitu di 600 sumur. Dalam upayanya menghasilkan minyak, PHR mampu meningkatkan produksi ke tingkat 160 ribu barel per hari. Jika perseroan tidak melakukan pengeboran sumur baru, maka produksi bisa jatuh ke titik 105 ribu barel.
Pada awal tahun ini, PHR berhasil menemukan ladang sumur minyak baru yang mampu menghasilkan ribuan barel per minyak harinya. Hal ini akan mendukung target produksi yang ditetapkan pemerintah, yaitu 1 juta barel pada tahun 2030.
Pada tahun kedua alih kelola WK Rokan, operasional PHR telah memberi efek ganda. Yaitu, pembukaan lapangan kerja baru, dari 22.000 sebelum alih kelola, kini mencapai 37.500.
Hal ini sejalan dengan penambahan 26 rig di operasi sumur-sumur baru yang sebelum alih kelola hanya 9 rig. Serta, 49 rig workover & well service (WOWS) menuju 52, yang sebelum alih kelola WK Rokan hanya terdapat 25 rig. Puluhan ribu orang yang bekerja di wilayah ini turut meningkatkan denyut nadi ekonomi serta investasi di Riau.
“Pencapaian tahun 2022 akan menjadi penyemangat kita untuk meningkatkan produksi. Sebagai contoh, melalui pengoperasian rig, jumlah mitra kerja PHR meningkat 20 sampai 25 persen,” ujar Nicke.