Baru-baru ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap mengambil langkah untuk merespons situasi perekonomian di 2023. Apalagi, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai lima persen, menempati urutan kedua dari negara-negara G20, seperti India.
Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, kutip Erick, Indonesia perlu mempercepat hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai kunci pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Artinya, jangan sampai bahan mentah yang dikirim ke luar negeri tidak diolah di Indonesia.
Ini akan mengurangi nilai tambah karena pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan tidak diserap di Indonesia. "Kebanyakan raw material, jadi value added-nya tidak diciptakan di Indonesia. Akhirnya pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan ada di negara lain.”
Diketahui, pembukaan lapangan kerja telah menjadi prioritas utama bagi BUMN. Erick berharap BUMN dapat mengambil peran besar dalam penyerapan tenaga kerja nasional mengingat kontribusi BUMN dibutuhkan untuk menggerakan perekonomian di Tanah Air.
Erick memaparkan bahwa BUMN tak hanya membuahkan kinerja keuangan positif, tetapi juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja bagi 45 juta orang di luar sektor formal.
Pencapaian tersebut terdiri dari 321, juta nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, sebanyak 12,7 juta pekerja sektor UMKM untuk program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), 439 ribu tenaga kerja penggarap desa hutan, 163 ribu petani program Makmur, dan 210 ribu petani program kemitraan PTPN.
Kemudian, sejumlah proyek pembangunan besar milik BUMN yang dijalankan selama masa pandemi tercatat telah menyerap total 270 ribu tenaga kerja informal.
Penyerapan tersebut tersebar untuk proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dengan 200 ribu tenaga kerja, proyek smelter tembaga Freeport Gresik hingga 40 ribu tenaga kerja, proyek refinery development master plan (RDMP) Balikpapan oleh Pertamina yang diestimasi menyerap 19 ribu tenaga kerja.
Dengan perannya sebagai agen pembangunan, pesan Erick, BUMN perlu menjaga kinerjanya agar berbanding lurus dengan pertumbuhan lapangan kerja. Jangan sampai terlena dengan pencapaian positif. Dengan mewujudkan ekonomi kerakyatan yang adil dan makmur, masyarakat dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Sejak pandemi, lapangan kerja menjadi salah satu isu yang harus kita atasi. BUMN tentu harus hadir di saat masyarakat tengah memerlukan bantuan," tutur Erick.
Selain menyerap tenaga kerja informal, BUMN juga berupaya mendorong penciptaan lapangan kerja di lingkup BUMN.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menggelar program rekrutmen bersama BUMN (RBB) Batch 2 yang sudah berlangsung pada 1-7 Desember 2022. Erick menyebut bahwa ada 38 BUMN yang siap menerima 898 calon pegawai dalam program RBB Batch 2 ini.