Nestle Indonesia dan Nestle R&D Singapura merilis studi pasar kemasan isi ulang kedua lbersama Qyos. Studi ini bertujuan untuk menghadirkan teknologi mesin isi ulang dalam rangka memenuhi komitmen kemasan berkelanjutan.

Kemasan yang dimaksud adalah mengurangi sepertiga penggunaan plastik resin baru, memastikan lebih dari 95% kemasan dapat didaur ulang pada 2025, serta menargetkan 100% kemasan dapat didaur ulang atau diguna ulang.

Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Samer Chedid mengungkap komitmen meningkatkan kualitas hidup setiap individu dengan memanfaatkan potensi makanan sekarang dan di masa depan. "Kami sedang dalam perjalanan mencapai net-zero emission untuk membantu melindungi, memperbaiki, dan memperbaharui bumi bagi generasi mendatang.”

Qyos (bagian dari venture-builder Enviu Indonesia) adalah startup penyedia stasiun refill otomatis untuk produk rumah tangga yang ditempatkan di toko-toko di area tinggal masyarakat. Sebelumnya, Nestle telah melakukan studi kemasan isi ulang pertama pada 2021 bersama Siklus Indonesia dalam pendistribusian produk di daerah perumahan.

Mesin isi ulang Nestle x Qyos ini dapat menjadi alternatif bagi para konsumen untuk membeli produk Nestle, yaitu Milo dan Koko Krunch. Konsumen dapat membawa wadah sendiri yang kedap udara, bersih, kering, tidak berbau, dan tidak pernah digunakan sebagai kemasan non makanan/minuman, atau dapat membeli wadah makanan yang tersedia di lokasi. 

Halaman: