Tiga Rencana Erick Thohir Terkait Depo BBM Plumpang Pasca-Kebakaran

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023). Rapat tersebut membahas evaluasi penanganan insiden kebakaran Terminal BBM (TBBM) Plumpang dan progres rencana program BUMN tahun 2023.
Penulis: Riri
29/3/2023, 09.00 WIB

Pasca-kebakaran Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara, yang terjadi pada 3 Maret 2023, pemerintah telah mengambil berbagai langkah antisipasi untuk menghindari insiden serupa yang telah memakan puluhan korban jiwa tersebut. Hal ini tertuang dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang yang ditetapkan Kementerian BUMN.

Sebelumnya, dari buntut kejadian tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir telah mencopot Dedi Sunardi dari jabatannya sebagai Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero). Dedi Sunardi diketahui telah menduduki posisi tersebut sejak 3 Mei 2021.

Setidaknya, ada tiga rencana utama yang disiapkan pemerintah. Paling utama adalah membangun buffer zone di lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, diikuti dengan relokasi Depo BBM Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan merombaknya menjadi ekosistem lubricant.

Erick bilang pihaknya kini tengah fokus memetakan buffer zone atau area penyangga di kawasan vital nasional, termasuk kilang minyak. Buffer zone di sekitar kilang Pertamina akan dibangun dengan jarak aman 52,5 meter dari tutup pagar. Selain itu, pihaknya akan membuat parit air di Depo BBM Plumpang sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Pembuatan ini dilakukan sembari menunggu pemindahan Depo rampung.

"Salah satu inisiasi yang sudah diusulkan Bapak Presiden adalah membuat parit air. Kalau ada apa-apa dan ada api, kan kena air lebih bagus dibandingkan bahan keras. Proses ini akan kita lanjutkan, yang utama buffer dulu,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Diketahui, tutur Erick, awalnya Depo BBM Plumpang berada dalam jarak penyangga yang aman dengan kawasan pemukiman pada 1972 silam. Kawasan tersebut lama-kelamaan mulai dipadati penduduk, dan pada 1987 semakin merapat ke area Depo BBM Pertamina. Hingga 2023, area pemukiman warga semakin berhimpitan dengan pipa penyaluran BBM ke Depo Plumpang.

Selanjutnya, relokasi Depo BBM Plumpang ke tanah Pelindo ditargetkan terlaksana pada akhir 2024 mengingat pembangunannya memakan waktu 2 sampai 2,5 tahun. Keputusan ini telah disepakati oleh Pemerintah dan Pertamina demi memberikan keamanan dan perlindungan bagi masyarakat. 

Perlu diketahui, Depo BBM Plumpang memasok BBM ke 790 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di 19 Kabupaten/Kota.

"Karena itu, kami memastikan dan menginginkan dukungan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat. Ini bagian dari perlindungan masyarakat yang didorong oleh Bapak Presiden dan kami meyakini ini hal yang penting," ucap Erick.

Relokasi Depo BBM Plumpang tidak secara penuh dilakukan, hanya ritel BBM. Secara bertahap, Pertamina akan memindahkan ritel BBM di Plumpang ke Terminal BBM baru di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara di lahan milik PT Pelindo.

Terakhir, Depo BBM Plumpang akan dirombak menjadi ekosistem lubricant, salah satunya produk berupa pelumas. Erick beralasan bahwa lubricant jauh lebih aman karena tidak memerlukan pipa penyalur seperti BBM. 

“Lalu Plumpang ditinggalkan? Tidak. Ada lubricant atau oli yang memang tidak memerlukan pipa seperti BBM. Mungkin lebih aman. Jadi ekosistem untuk lubricant bisa dikembangkan di situ,” katanya.