Bertemu Tony Blair, Erick Thohir Cerita Soal Roadmap Pengembangan BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan Mantan Perdana Menteri (PM) Britania Raya Tony Blair di kantor Kementerian BUMN, Jakarta. Ada sejumlah bahasan yang jadi perbincangan dalam pertemuan keduanya itu.
Adapun, saat Tony Blair tengah melakukan kunjungan ke Indonesia ia mendatangi beberapa kementerian seperti Kemenko Perekonomian hingga Kementerian Perdagangan jadi instansi yang disambanginya.
Usai melangsungkan pertemuan, Erick Thohir mengungkap ada bahasan mengenai roadmap BUMN pada periode 2024-2034. Terutama soal keberlanjutan dari usaha yang digarap perusahaan pelat merah.
“Kalau tadi kita bicara mengenai roadmap 2024-2034, beliau ingin diskusi, seperti apa (kelanjutannya). Saya yakinkan terlepas nanti ada pergantian menteri, kalau Pak Tony Blair mengharap apa yg sudah baik itu dilanjutkan yang belum baik diperbaiki," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (24/7).
Erick mengatakan, hal itu bisa terjadi jika Kementerian BUMN dan BUMN dipimpin oleh sosok yang tepat. Sembari menjamin itu, perlu ada roadmap untuk mengembangkan BUMN kedepannya.
"Tapi itu bisa terjadi kalau ada leadership atau kepemimpinan yang baik dan sistem yang baik, lalu di situ pertanyaannya bagaimana ke depan, kan ada pergatian gini segala," ungkapnya.
Roadmap yang saat ini tengah disusun oleh Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari itu, kata Erick bisa menjadi acuan pengembangan BUMN ke depan.
“Saya yakinkan selama roadmap 2024 2034 yang sedang dikerjakan Pak Sesmen ini bisa jalan dengan baik, dan diikuti dengan baik mestinya keberlajutan bisa terjadi," tuturnya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan, sejak 3 tahun lalu kerja sama dengan Tony Blair Institute sudah dijalankan oleh pemerintah. Termasuk mengenai transformasi di tubuh perusahaan pelat merah.
"Kan memang kita sejak 3 tahun yg lalu sudah ada kerja sama dengan Tony Blair Institute bagaimana kita bisa mereformasi dari Kementerian BUMN ini, dan ada sucses story yg memang Tony Blair waktu itu sebagai PM mengimplementasi di kantor perdana menterinya yaitu, salah satunya special delivery unit team," terangnya.
"Nah itu memang kita impelmentasi di sini, dan kita bisa lihat, kita banyak melakukan terobosan, salah satunya waktu itu kan dari 12 project yang diminta presiden, 10 jadi, sukses, yang 2 progres, dari 88 (proyek), 90 persen akhir tahun ini selesai karena ada tim," jelas Erick.