Di Indonesia, lebih dari 99 persen usaha adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mereka memainkan peran penting dalam mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi terhadap ekonomi nasional.
Namun, sayangnya masih banyak pelaku-pelaku usaha ini mengoperasikan usahanya dalam keadaan finansial yang tidak sehat.
Studi menunjukkan, tingkat literasi keuangan rendah dan kurangnya disiplin keuangan mungkin menjadi alasan dari buruknya rekam jejak UMKM tersebut (Laporan OECD, 2016).
Masalah-masalah ini menyiratkan perlunya UMKM untuk memprioritaskan kesehatan finansial mereka agar dapat tetap bertahan dan tumbuh di lanskap kompetitif saat ini.
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, BukuWarung, sebuah penyedia aplikasi keuangan all-in-one untuk menyederhanakan dan menyediakan proses bisnis; pembayaran; dan akses ke pinjaman, mengambil langkah proaktif untuk mendukung kesehatan keuangan usaha kecil.
Dalam rangka mendukung program literasi digital pemerintah yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman, BukuWarung turut andil dalam pelatihan yang diadakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) yang bertajuk “Sosialisasi, Pelatihan dan Uji Coba Keuangan Digital dan Aplikasi Digital Kesehatan” di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, Rabu (20/9).
Elisa Kambu, Bupati Kabupaten Asmat, mengatakan, di era globalisasi ini kita tidak boleh berdiam diri. Kita, lanjut Elisa, harus bangkit dan bergerak menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Elisa menambahkan, transaksi digital itu penting baik bagi pribadi dan juga bagi usaha milik masyarakat.
“Kami senang bahwa teman-teman penyedia aplikasi digital memberi perhatian khusus pada saudara-saudara di Kabupaten Asmat. Ini adalah sebuah bentuk komitmen yang baik dan saya yakin kebermanfaatan digitalisasi dapat terwujud dan memberikan dampak positif,” ujar Elisa.
Direktur Merchant Experience BukuWarung, Adi Harlim, hadir dan menyampaikan pelatihan tentang pentingnya literasi keuangan dan bagaimana pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu UMKM dalam mengambil keputusan yang tepat dan memperoleh akses ke pembiayaan.
"Seperti halnya pemeriksaan tekanan darah, gula darah, atau berat badan sebagai cara untuk membantu mengukur kesehatan fisik, ada beberapa cara untuk memeriksa kesehatan keuangan usaha Anda. Salah satu indikator utama bisnis yang sehat adalah kemampuannya mengelola arus kas secara efektif," kata Adi.
Pengelolaan arus kas yang efektif memasukkan informasi-informasi penting mengenai jumlah total uang yang diterima dan dikeluarkan oleh pelaku usaha dalam periode waktu tertentu, bisa 1 bulan, 1 kuartal, dan lain-lain.
Penting bagi UMKM untuk memiliki "arus kas" yang positif agar bisnis tetap sehat. Sumber pemasukan uang atau "arus masuk" bisa dihitung dari: 1) Operasional: uang yang diterima dari pelanggan yang membeli produk atau layanan; 2) Kegiatan pembiayaan: misalnya, hutang atau bantuan untuk pelaku UMKM.
Tanpa catatan keuangan, pelaku UMKM seringkali kesulitan mengidentifikasi metrik utama untuk mengukur kinerja bisnis mereka, yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
"Arus kas yang negatif dapat menjadi peringatan serius bagi setiap pemilik usaha kecil, karena bisa berarti usaha membutuhkan lebih banyak uang untuk mencegah usaha bangkrut atau tutup," tambah Adi.
BAKTI Kominfo menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BukuWarung dalam memberikan pelatihan literasi keuangan kepada pelaku UMKM di Kabupaten Asmat.
Karina Mentari Putri, perwakilan BAKTI Kominfo, menuturkan, saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk meningkatkan kinerja usahanya, seperti aplikasi e-commerce yang membuka perluasan pasar.
“Dari sisi pencatatan keuangan, kami sangat senang BukuWarung dapat membekali para pemilik UMKM di Asmat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar dapat secara efektif memanfaatkan teknologi digital untuk pengelolaan keuangan dan akses ke layanan keuangan,” ujar Karina.
Sementara itu, Haji Ahmad, salah satu peserta kegiatan dan pengusaha mesin di Asmat mengatakan, ia sangat berterima kasih karena ada solusi untuk UMKM di Asmat.
“Tanpa adanya digitalisasi, usaha kecil bisa kalah saing dengan usaha yang lebih besar dan modern, makanya saya sangat senang menemukan BukuWarung, solusi yang cocok untuk UMKM,” tutur Haji Ahmad.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, 19-20 September 2023, ini juga diikuti oleh Bank Indonesia, BRI, LinkAja serta lembaga pemerintah lain.
Lebih dari 300 pelaku UMKM dari berbagai lini usaha seperti warung kelontong, pengrajin, kuliner dan fesyen mengikuti kegiatan ini.
Selain menerima pembekalan panduan melakukan pencatatan digital, para peserta juga diajarkan mengenai tips-tips untuk berhemat sekaligus meningkatkan pendapatan melalui fitur BukuWarung lainnya seperti pembayaran, produk digital (PPOB), hingga akses pinjaman modal yang tersedia melalui platform tersebut.