Pertamina Patra Niaga Eratkan Kolaborasi dengan Pertamina Group

Pertamina Patra Niaga
Dari kiri ke kanan: Dirut PGN Arief Setiawan Handoko, Dirut PPN Riva Siahaan, Direktur Medis Pertamedika IHC Lia Gardenia Partakusuma, dan Dirut Patra Jasa Putut Ariwibowo saat sesi penandatanganan MoU keempat perusahaan di Jakarta, Senin (11/12/2023).
13/12/2023, 16.43 WIB

PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Pertamina Bina Media (IHC), dan PT Patra Jasa telah menandatangani nota kesepahaman usaha pemasaran bersama untuk lini bisnis existing serta pengembangan portofolio bisnis energi hijau.

Direktur Utama PPN Riva Siahaan mengatakan, kerja sama antarperusahaan dalam lingkup Pertamina Group ini meningkatkan pendistribusian bahan bakar hijau. Hal ini mendukung program terkait aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. “Kerja sama ini merupakan wujud dari ‘one Pertamina’,” katanya dalam siaran pers, dikutip Rabu (13/12).

Sinergi tersebut direalisasikan dengan pemasaran compressed natural gas (CNG), liquefied natural gas (LNG), dan bahan bakar minyak (BBM) secara bersama.

“Melalui kerja sama ini, nantinya akan dilanjutkan pilot project penjualan CNG oleh Pertamina Patra Niaga dan agen LPG menggunakan mekanisme manajemen pelanggan. Dari sini, akan dilihat keekonomianya,” ujar Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko. Sinergi ini akan meningkatkan komersialisasi bisnis utama PPN maupun PGN.

Selanjunya, kedua perusahaan akan menyalurkan energi bersih. “Roadmap-nya sudah ada cukup banyak. Harapannya dapat ditingkatkan dan direalisasikan sesuai roadmap tersebut,” imbuh Arief.

Pengembangan UCO

PPN juga menggandeng IHC serta Patra Jasa dalam menjalankan proyek pengembangan bisnis used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah. Kebutuhan UCO dari Indonesia ke pasar luar negeri tercatat meningkat setiap tahunnya, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk yang cukup tinggi dalam lima tahun terakhir.

Kebutuhan UCO di dalam negeri diperkirakan akan meningkat seiring pengembangan Green Refinery Cilacap sebagai alternatif feedstock.

“Karena potensi inilah, pilot project bersama IHC dan Patra Jasa menjadi penting untuk mendapatkan kajian lengkap serta studi kelayakan bisnis UCO aggregator di Pertamina Group,” jelas Riva. Kajian mengenai agregator UCO di lingkungan rumah sakit dan hotel akan segera dilaksanakan.

Sementara itu, Direktur Medis Pertamedika IHC Lia Gardenia Partakusuma mengungkapkan industri kesehatan menyumbang 5 persen polusi dan sampah di dunia. Oleh karena itu, sinergi perseroan dengan Pertamina Group akan mendukung konsep keberlanjutan dari sektor ini.

“Kami percaya MoU ini dapat mencapai tujuan bersama, (baik) dampak lingkungan dan investasi untuk masa depan,” terangnya.

Direktur Utama Patra Jasa Putut Ariwibowo menuturkan, pihaknya sudah memulai kajian mengenai UCO. Perseroan juga telah mengolah sampah buah menjadi ekoenzim untuk bahan pembersih lantai, pembersih kamar mandi, dan sebagainya. “Harapannya, UCO ini juga akan menjadi terobosan baru,” tukas Putut.