Le Minerale berpartisipasi dalam Aksi Bersih Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Karawang. Kegiatan ini adalah bagian dari Hari Peduli Sampah Nasional yang diadakan secara serentak di 34 lokasi di seluruh Indonesia dan melibatkan sekitar 12 ribu orang.
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan melibatkan secara aktif berbagai lapisan masyarakat, bisnis, dan pemerintah dalam mengatasi masalah sampah plastik secara produktif.
Sustainability Manager Le Minerale Tania Ariningtyas menyatakan, Le Minerale bangga dapat turut berkontribusi pada Aksi Bersih Negeri KLHK.
“Dengan berpartisipasi secara aktif dalam inisiatif yang menginspirasi gerakan perubahan, kami bertujuan untuk memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi saat ini dan mendatang," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/3).
Le Minerale juga mendukung upaya-upaya KLHK lainnya adalah dengan mendorong keberlanjutan serta mengurangi limbah melalui kampanye Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) dan program #JadiBaruLagi.
Melalui program ini, Le Minerale berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai permasalahan sampah plastik, serta menginspirasi perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Untuk itu, Le Minerale menjadi perusahaan pertama yang melakukan edukasi melalui iklan layanan masyarakat dalam kampanye GESN di stasiun televisi nasional dan kerja lapangan.
Salah satunya, edukasi Green Lifestyle Expo sebagai yang menekankan pemisahan dan penyaluran sampah plastik, ekosistem daur ulang, serta menampilkan produk-produk yang dihasilkan dari plastik PET pascakonsumsi.
Selain itu, perusahaan air kemasan ini mendirikan PT Bumi Indus Padma Jaya sebagai bentuk dukungan pada ekonomi sirkular nasional. Perusahaan ini adalah pabrik daur ulang plastik PET berstandard food grade untuk mengolah closed loop recycling PET.
Sebagai produsen air minum dalam kemasan, Le Minerale berkomitmen mengurangi sampah. Komitmen ini selaras dengan roadmap KLHK yang menyoroti dedikasi bersama dalam mengatasi polusi plastik. Ancaman polusi dari kegiatan pengelolaan sampah tidak hanya terbatas pada polusi udara akibat kebakaran lahan pembuangan sampah atau pembakaran sampah terbuka.
Menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 tanpa upaya bersama untuk mencegah polusi plastik. Secara global, potensi peningkatan polusi plastik dari 9-14 juta ton pada tahun 2016 menjadi 23-27 juta ton pada tahun 2040.
Adapun Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut mencatat, Indonesia mengalami penurunan limbah plastik laut dari 615.675 ton pada tahun 2018 menjadi 408.885 ton pada tahun 2022.
Namun, pengumpulan sampah yang tidak memadai, keterbatasan fasilitas daur ulang, dan tingkat daur ulang yang rendah tetap menjadi tantangan.