Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Tiongkok dan negara-negara ASEAN melalui partisipasinya di ajang China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-21 yang digelar di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Nanning, Tiongkok.
Pada saat yang sama secara paralel juga digelar China-ASEAN Business Summit (CABIS). Gelaran internasional tersebut, mengutip situs Kementerian Perdagangan yang diunggah (18/9) berlangsung pada 24–28 September 2024 secara fisik, sementara pameran daring akan berlangsung hingga 31 Desember 2024 melalui platform daring CAEXPO.
Partisipasi Indonesia di pameran tahunan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kemitraan ekonomi dengan Tiongkok, mitra dagang terbesar Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Mardyana Listyowati, pemerintah optimistis bahwa forum ini dapat mendorong peningkatan kerja sama ekonomi, baik dalam perdagangan maupun investasi.
CAEXPO 2024 adalah forum penting bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk mempromosikan produk unggulan dan memperluas jejaring perdagangan.
“Dengan kehadiran delegasi Indonesia, kami yakin kerja sama perdagangan dan investasi dengan Tiongkok akan semakin meningkat,” ujar Mardyana, dalam keterangan resmi, Senin (23/9).
Dua Paviliun Unggulan Indonesia
Pada CAEXPO ke-21 ini, Indonesia menghadirkan dua paviliun utama yang mencerminkan kekuatan ekonomi dan komitmen terhadap keberlanjutan.
Paviliun pertama adalah Paviliun Komoditas di aula D4, seluas 2.160 meter persegi, yang menampilkan stan Kementerian Perdagangan dan BKPM serta berbagai perusahaan terkemuka Indonesia, seperti Astra, Pertamina, Maspion, dan EXIM Bank serta 70 Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).
Paviliun kedua adalah Paviliun Nasional (City of Charm) di aula B2, seluas 160 meter persegi. Paviliun ini fokus pada salah satu komoditas strategis Indonesia, yaitu minyak sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Menggandeng Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mempromosikan sawit bersih. Hal ini sejalan dengan kampanye pemerintah Tiongkok yang gencar mempromosikan “Better Energy, Better Future”.
Mardyana menambahkan, melalui Paviliun Nasional, kami ingin menunjukkan peran besar minyak sawit dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan edukasi tentang keberlanjutan sektor ini.
Selain dua paviliun tersebut, Indonesia juga turut berpartisipasi di ASEAN High-Tech Gallery yang berada di Hall D9 melalui kehadiran Wuling Indonesia, produsen otomotif yang semakin memperkuat penetrasi di pasar ASEAN.
Wuling menampilkan teknologi kendaraan listrik inovatif yang diharapkan dapat menarik minat pasar Tiongkok dan ASEAN dalam era transisi energi dan kendaraan ramah lingkungan.
Partisipasi ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis teknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Hubungan Dagang Indonesia-Tiongkok
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan hubungan dagang yang terus meningkat. Dalam lima tahun terakhir (2019-2023), perdagangan kedua negara menunjukkan tren positif sebesar 19,12 persen.
Pada 2023, total perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok mencapai US$127,81 miliar, terdiri dari ekspor Indonesia sebesar USD 64,93 miliar dan impor dari Tiongkok sebesar US$62,88 miliar, dengan surplus sebesar US$2,05 miliar.
Dengan latar belakang hubungan dagang yang kuat ini, CAEXPO 2024 menjadi ajang yang sangat penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di pasar Tiongkok dan ASEAN.
“Kami berharap, dengan keikutsertaan pada pameran ini, ekspor produk unggulan Indonesia akan semakin meningkat, terutama ke Tiongkok yang merupakan pasar besar dengan potensi yang sangat menjanjikan,” tutur Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag RI.
Potensi Besar di Ajang Internasional
CAEXPO sendiri merupakan hasil dari kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ke-7 China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) pada tahun 2003.
Pameran ini berfungsi sebagai platform untuk mempromosikan perdagangan barang, kerja sama investasi, transfer teknologi, hingga kerja sama subregional antara ASEAN dan Tiongkok.
Dengan dua paviliun unggulan dan berbagai produk inovatif, partisipasi Indonesia di CAEXPO-CABIS 2024 diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam perdagangan internasional.
“CAEXPO juga membuka peluang baru bagi UKM Indonesia untuk memperluas ekspor ke Tiongkok dan ASEAN. Ini adalah kesempatan penting untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan ini,” tutup Mardyana.
Sebagai catatan, CAEXPO 2023 berhasil menarik lebih dari 2.500 peserta dari 30 negara, dengan nilai transaksi mencapai USD 3,86 miliar.
Sementara itu, pada 2022, acara ini mencatatkan nilai bisnis lebih dari USD 4 miliar. Dengan antusiasme dan kehadiran yang semakin besar di CAEXPO-CABIS 2024, diharapkan nilai transaksi bisnis dapat melampaui pencapaian tahun-tahun sebelumnya.