Menurut informasi dari idikabbanjarnegara.org, diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Pada 2019, diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia, dengan sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk, menurut data dari Institude for Health Metrics and Evaluation.
Diabetes melitus adalah sekumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu kadar gula darah yang tinggi, yang terjadi karena gangguan dalam sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada berbagai organ, terutama ginjal, saraf, jantung, mata, dan pembuluh darah.
IDI Banjarnegara adalah cabang resmi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Organisasi ini memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dan bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Baru-baru ini, IDI Kabupaten Banjarnegara telah melantik pengurus baru untuk periode 2024, yang dipimpin oleh dr. Bugar Wijiseno, MARS., FISQua.
Dalam sambutannya, dr. Bugar Wijiseno menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit diabetes melitus bagi kesehatan.
Apa Saja Jenis dari Penyakit Diabetes Melitus?
Dilansir dari https://idikabbanjarnegara.org, diabetes melitus adalah kondisi jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat menyerap glukosa dengan baik. Diabetes melitus terbagi menjadi beberapa jenis, termasuk:
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Diabetes jenis ini biasanya ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, tetapi bisa muncul pada siapa pun.
2. Diabetes Tipe 2
dari seluruh jumlah kasus diabetes. Pada tipe ini, tubuh menolak insulin, sehingga insulin tidak dapat menurunkan kadar gula darah dengan baik. Orang dewasa dan orang tua, terutama mereka yang menjalani gaya hidup tidak sehat dan obesitas, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh seorang wanita tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekstranya selama kehamilan. Ini biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Apa Saja Obat yang Tepat Bagi Penderita Diabetes Melitus?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara telah melakukan studi tambahan tentang pasien diabetes melitus. Pengobatan yang tepat diperlukan untuk penderita diabetes melitus untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Berbagai jenis obat yang biasanya diberikan kepada penderita diabetes meliputi:
1. Obat Metformin
Untuk penderita diabetes tipe 2, obat pertama yang sering diberikan adalah metformin. Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi glukosa hati dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.
2. Obat Sulfonilurea
Obat ini mendorong pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Glibenklamid dan glimepiride adalah obat-obatan dari kelompok ini. Jika tidak diimbangi dengan asupan makanan yang cukup, penggunaan sulfonilurea dapat menyebabkan hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah.
3. Obat Meglitinide
Obat meglitinide dapat meningkatkan produksi insulin lebih cepat daripada sulfonilurea. Jika Anda ingin menjaga gula darah tetap stabil setelah makan, Anda dapat menggunakan obat ini sebelum makan. Kebutuhan individu dan petunjuk dokter menentukan dosis yang digunakan.
Pengobatan diabetes melitus harus disesuaikan dengan jenis diabetes dan kondisi medis masing-masing individu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan obat yang paling sesuai dan dosis yang tepat.