Waketum MPR Sebut Indonesia Punya Banyak Modal untuk Pimpin Agenda Iklim Dunia

Katadata
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno dan Vice Chair Working Group I IPCC Prof. Edvin Aldrian memaparkan soal potensi kepemimpinan RI dalam mitigasi iklim global di Katadata SAFE 2025.
Editor: Arif Hulwan
12/9/2025, 18.33 WIB

Indonesia memiliki modal besar untuk memimpin agenda global terkait mitigasi perubahan iklim karena memiliki sumber daya yang kaya dan potensi agenda setting yang kuat. Kuncinya adalah memberi contoh.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Eddy Soeparno dalam Plenary Session acara Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025.

Sesi bertajuk “Road to COP30: Elevating Indonesia’s Leadership in Global Climate Action” membahas tentang potensi-potensi yang dimiliki Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin dalam aksi iklim global menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Brasil.

Sesi ini turut menghadirkan Vice Chair Working Group I dari The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Prof. Edvin Aldrian.

“Indonesia punya potensi untuk menjadi climate change leader dunia. Kita punya semuanya, kita punya sumber energi terbarukan, kita punya hutan tropis, kita punya mangrove dan lain-lain. Biodiversity kita jadikan aset dan itu harus kita tampilkan. Kapan showcase terbaik? Yaitu pada saat COP30,” ujar Eddy dalam diskusi yang diselenggarakan di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Eddy mengatakan keberlanjutan mitigasi perubahan iklim amat memerlukan kepemimpinan global dari negara atau kelompok tertentu. Tanpa itu, sulit mencapai target-target iklim yang sudah ditetapkan, misalnya, dalam Kesepakatan Paris (Paris Agreement).

“Kita punya potensi kok menjadi global leader. Kita harus punya agenda setting dan lead by example. Jadi kita memberikan contoh yang nyata,” ujarnya.

Salah satu mitigasi bencana iklim yang bisa dicontohkan kepada dunia adalah penanganan darurat sampah. Tiap tahun, katanya, Indonesia menghasilkan 56 juta ton sampah. Yang bisa dikelola hanya mencapai 40 persen. Sisa 60 persen-nya tidak terkelola dengan baik: 20% pembuangan sampah yang hanya ditimbun secara terbuka (open dumping), 40 persen menumpuk di tempat publik hingga bantaran kali.

Peluang datang dari perumusan berbagai aturan, termasuk Peraturan Presiden, terkait penanganan sampah. Salah satu yang diatur adalah pembangunan insenerator yang sekaligus jadi sumber energi di seluruh wilayah Indonesia.

“Kalau dibakar, emisi yang dihasilkan dari pembakaran itu bikin climate change,” ujar Eddy. “[Sementara insinerator ini] hasil pembakarannya, uapnya, dijadikan energi terbarukan.”

Di hulu, lanjut Eddy, Indonesia juga bisa mencontohkan penanganan sampah dengan cara edukasi masyarakat soal pemilahan sampah hingga bank sampah.

“Ini bisa menjadikan Indonesia leading by example ketika kita melakukan agenda setting,” tuturnya.
Senada, Edvin mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir soal potensi yang hendak dikenalkan kepada dunia dalam forum COP 30.

“Indonesia adalah negara biodiversity-nya paling maju, kemudian soal CCS (Carbon Capture Storage), itu adalah keunggulan Indonesia dalam. Indonesia [juga] adalah negara yang mayoritas terdiri dari air karena kita adalah negara maritim. Air yang banyak ini adalah keunggulan kita, jadi kita memiliki kemampuan untuk carbon dioxide removal (metode pengurangan emisi karbon),” ujarnya dalam sesi.

Di tahun ke-6 penyelenggaraannya, Katadata SAFE 2025 mengusung tema “Green for Resilience” sebagai respons terhadap tantangan krisis iklim dan dinamika global, sekaligus menegaskan pentingnya ekonomi hijau sebagai solusi strategis untuk memperkuat ketahanan dan keberlanjutan pembangunan nasional.

Melalui berbagai rangkaian seperti forum tingkat tinggi, lokakarya, pameran interaktif, dan kolaborasi kreatif antara keberlanjutan dan seni, SAFE menjadi wadah penggerak aksi nyata menuju masa depan ekonomi yang inklusif dan tangguh.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.