Wabah virus corona turut menyerang ekonomi Tiongkok. Indeks saham di bursa Negeri Panda itu ikutan rontok. Indeks Shanghai Composite tercatat anjlok 7,72 persen pada 3 Februari 2020, hari pertama pembukaan perdagangan setelah libur panjang tahun baru. Tak hanya itu, indeks saham Taiwan (TWSE) dan Hong Kong (Hang Seng) juga merosot 5,75 dan 2,82 persen.
(Baca: Dampak Virus Corona, S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok)
Penurunan indeks di bursa tersebut disikapi bank sentral Tiongkok dengan menyuntikkan dana sebesar US$ 173 miliar ke pasar saham melalui pembelian obligasi jangka pendek. Langkah ini untuk menjaga likuiditas sistem perbankan dan stabilitas pasar mata uang. Kemudian, suku bunga acuan juga diturunkan sebanyak 10 basis poin untuk tenor tujuh hari dan 14 hari.
(Baca: Wabah Flu yang Menghantui Dunia)
Penurunan nilai indeks saham akibat virus corona pernah terjadi sebelumnya. Pada akhir 2002 hingga pertengahan 2003, penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) menyebabkan harga Shanghai Composite dan Hang Seng tergelincir. Penurunan terbesar pada periode itu tercatat sebesar 3,04 persen dan 2,58 persen.