Kemampuan siswa Indonesia usia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains masih tergolong di bawah rata-rata. Hal ini terlihat dari laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). Akumulasi skor di tiga indikator tersebut, Indonesia berada di peringkat 71 dari 78 negara.
(Baca: Survei PISA: Murid Korban 'Bully' di Indonesia Tertinggi Kelima di Dunia)
(Baca: Pengganti Ujian Nasional Usulan Nadiem Makarim, Berlaku Mulai 2021)
Secara akumulatif, skor kemampuan siswa Indonesia hanya 1.146 poin. Angka ini turun 3,4 persen dibandingkan dengan hasil PISA 2015 yang sebesar 1.186 poin. Indonesia pun juga menjadi negara dengan skor kedua terendah di Asia setelah Filipina. Sementara Malaysia dan Thailand berada jauh di atas Indonesia, masing-masing di peringkat 48 dan 60.
(Baca: Kemampuan Membaca, Matematika, dan Sains Siswa Indonesia Rendah)
Sementara di peringkat pertama berhasil diraih oleh Tiongkok dengan akumulasi skor 1.736 poin. Pada survei PISA 2015, Tiongkok ada di posisi ke-10. Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengapresiasi peningkatan kemampuan siswa di Tiongkok ini. Dia mengatakan, kualitas dari pendidikan di Tiongkok akan menjadi kekuatan ekonomi di masa depan.