Pemerintah menyiapkan lima strategi peningkatkan produktivitas perkebunan sawit rakyat. Strategi ini beriringan dengan Rencana Aksi Nasional Sawit Berkelanjutan (RAN-SB) 2019-2024.
Strategi peningkatan produktivitas tersebut antara lain peremajaan sawit, distribusi bibit unggul, pendampingan petani. Termasuk peningkatan kelembagaan petani, dan percepatan sertifikasi ISPO dan RSPO. Sebanyak 70 persen petani rakyat ditargetkan mendapat sertifikat ISPO pada 2020.
Strategi peningkatan produktivitas perkebunan sawit rakyat diperkuat dengan RAN-SB. Rencana aksi yang disahkan Presiden Joko Widodo pada akhir November 2019 melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6/2019 itu menjadi landasan akselerasi lahan petani rakyat dan meningkatkan akses pendanaan peremajaan sawit.
Selain itu, RAN-SB juga bertujuan untuk meningkatkan penggunaan bibit unggul berkualitas, penguatan kelembagaan petani, meningkatkan pelatihan praktik pertanian yang baik, dan penguatan kelembagaan dan tata kelola ISPO.
Semua upaya ini dimaksudkan untuk menggenjot produktivitas sawit petani rakyat yang masih di bawah produktivitas perkebunan swasta dan negara. Pada 2017, produktivitas sawit rakyat 25 persen lebih rendah dari perkebunan swasta dan 17 persen lebih rendah dari perkebunan milik negara.