Megakota atau Megacities merupakan kota urban dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta. Kota ini biasanya menjadi pusat pergerakan ekonomi. Berbagai aktivitas investasi hingga inovasi akan berpusat pada Megakota ini. Jakarta diprediksi menggeser posisi Tokyo sebagai megakota terbesar dalam hal populasi pada 2030. Namun, sejumlah persoalan turut mengintai.
Beberapa diantaranya adalah masalah ketersediaan hunian. Persentase kepemilikan rumah di Jakarta saat ini masih di angka 51,1% yang mana memiliki jumlah backlog hingga 1,3 juta rumah tangga. Angka ini paling rendah dan kebutuhan paling besar nomor dua di Indonesia.
(Baca : Menakar Setahun Kinerja Anies Baswedan Memimpin Ibu Kota)
Selain itu, masalah ketimpangan ekonomi menjadi salah isu utama pada setiap megakota di dunia. Jakarta sendiri, memiliki rasio gini 39,4%. Angka ini berhasil menempatkan Jakarta pada sepuluh besar rasio gini terburuk di Indonesia secara konsisten dalam lima tahun terakhir.
(Lihat : Inilah 10 Provinsi dengan Ketimpangan Tertinggi)
Isu lingkungan juga tak luput menjadi permasalahan utama di kota metropolitan ini. Faktanya, rata-rata kandungan debu di Jakarta adalah 45 mikrogram/meter kubik. Angka ini diatas 20 mikrogram/meterkubik ambang batas kandungan debu normal menurut World Health Organization (WHO). Tidak hanya udara, sumber daya air juga terancam akan terganggu. Pasalnya, hingga kini baru 60% warga Jakarta yang bisa mengakses air bersih.